HADIRI KONGRES Himpunan Serikat Perempuan Indonesia (HAPSARI) VI, ABDON NABABAN BERBAGI PENGALAMAN DARI GERAKAN SOSIAL MASYARAKAT ADAT NUSANTARAÂ
HAPSARI melaksanakan Kongres VI bersama Abdon Nababan yang menghadiri diskusi sebagai narasumber di Serdang Bedagai,Kamis (24/08/2023)Â
Dalam kegiatan kongres VI ini, HAPSARI membawa tema " Persaudaraan Sesama Perempuan, Bergerak dan Mengubah ".Â
Abdon Nababan yang merupakan sosok Aktivis Lingkungan Sosial dan Calon Anggota DPD RI Sumatera Utara 2024 - 2029 mengatakan  bahwa " Mengapa Gerakan Sosial Lahir?.  Gerakan sosial lahir dari kenyataan ketidak-adilan, penindasan atau penaklukan/penjajahan yang dialami sekelompok penduduk/warga/rakyat dan kenyataan ini membangkitkan perasaan bersama sebagai korban yang memicu dan terus mendorong munculnya suatu gerakan sosial di banyak tempat di waktu yang relatif bersamaan, dan gerakan di banyak tempat ini saling terkoneksi, minimal bersolidaritas.Â
Gerakan sosial muncul sebagai pergulatan keras antar sistim. Dalam Gerakan Masyarakat Adat sistem adat yang lokal, Â beragam dan masing-masing (dulunya) berdaulat, mandiri dan bermartabat, berhadapan dengan sistem negara-bangsa yang datang kemudian, yang di Indonesia berkarakter integralistik, seragam, terpusat dan dikendalikan oleh segelintir elit (politik dan ekonomi) nasional.Â
Kemudian juga, ia menyampaikan apakah kondisi nyata perempuan yang mengorganisir di dalam HAPSARI menghadapi kedua situasi tersebut.
Hal ini bisa diliat juga apakah HAPSARI memenuhi prasyarat lahir dan tumbuh sebagai Organisasi Gerakan Sosial.Â
Pada kesempatan ini juga, Abdon Nababan menyampaikan 2 faktor yang dapat mempengaruhi gerakan sosial tersebut bahwa " Pentingnya membangun dan memelihara basis-basis gerakan sosial yang sudah dibangun. Pertama,dengan melalui proses ideologisasi ( politik ) yang diakibatkan oleh proses persentuhan antara gerakan struktural dan gerakan non struktural ( intelektual-akademik) serta kaderisasi. Kedua, proses konflik vertikal (politik) antara kaum pinggiran melawan penguasa dalam satu sistim yang dominan, penyelenggara negara dan pemilik modal -- pelihara bentuk-bentuk perlawanan massa", tambahnya.Â
Maka dari itu, "Mari kita Merefleksi Kembali Perjuangan dan Pergerakan ini yang akan menjadi Perubahan Bagi Masyarakat",ujar Abdon Nababan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H