Mohon tunggu...
Robiyatul Adawiyah
Robiyatul Adawiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahasa dan Kebersihan, Cermin Budaya Bangsa yang Mulai Pudar

3 Desember 2024   09:22 Diperbarui: 3 Desember 2024   10:16 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bahasa juga memiliki kekuatan besar dalam kampanye pemerintah dan media. Pemerintah perlu lebih aktif menggunakan bahasa yang dapat memotivasi masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Misalnya, kampanye-kampanye publik harus disampaikan dengan bahasa yang tidak hanya informatif, tetapi juga menyentuh hati masyarakat.

Media juga memiliki peran besar dalam membentuk budaya kebersihan. Iklan layanan masyarakat yang kreatif dan inspiratif dapat membantu menyampaikan pesan penting dengan cara yang mudah diingat. Misalnya, alih-alih hanya memberikan informasi, media dapat menggunakan narasi cerita yang menggugah, seperti kisah seorang anak yang peduli terhadap lingkungan dan berhasil menginspirasi orang-orang di sekitarnya.

Bahasa, Kebersihan, dan Masa Depan Bangsa

Pada akhirnya, kebersihan lingkungan adalah cerminan budaya bangsa yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa yang kita gunakan. Bahasa yang mengajarkan tanggung jawab, kepedulian, dan kebanggaan terhadap lingkungan dapat membentuk masyarakat yang lebih peduli. Sebaliknya, bahasa yang permisif terhadap kerusakan lingkungan hanya akan melanggengkan masalah yang ada.

Sebagai masyarakat Indonesia, kita perlu kembali merenungkan bagaimana bahasa yang kita gunakan mencerminkan budaya kita. Apakah kita ingin dikenal sebagai bangsa yang permisif terhadap kerusakan lingkungan, atau sebagai bangsa yang menjunjung tinggi kebersihan sebagai bagian dari identitas budaya? Jawabannya ada pada setiap individu yang berkomitmen untuk menggunakan bahasa yang membangun, sekaligus bertindak nyata untuk menjaga lingkungan.

Bahasa tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga refleksi nilai dan budaya. Dengan membangun kebiasaan menggunakan bahasa yang positif dan mendukung kebersihan lingkungan, kita dapat menciptakan budaya bangsa yang lebih peduli. 

Pemerintah, masyarakat, dan media harus bersatu untuk menggunakan bahasa sebagai alat perubahan menuju Indonesia yang lebih bersih dan bermartabat. Hanya dengan demikian, kita dapat menjaga warisan budaya bangsa sekaligus lingkungan untuk generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun