Mohon tunggu...
Wong Ndeso N -City-Guy
Wong Ndeso N -City-Guy Mohon Tunggu... lainnya -

Pengagum orang2 pandai.\r\n\r\nGw nulis utk melanjutkan pena lu,\r\nBcoz i still love u.\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Akibat Salah Panggil

14 Mei 2012   12:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:18 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teteh, ada panci ukuran mini gak? (dia jawab dengan muka masam) gak ada mbak, adanya ukuran segini, dia menunjukan ukuran panci yang saya maksudkan, oooh, ya sudah gak jadi deh, makasih ya teh (dia sama sekali tidak menjawab muka masih masam).

Anda tau kenapa mukanya masam saat ku tanya? Anda tau kenapa dia menjawab dengan tidak ramah?

Jawabannya adalah; karena saya memanggilnya Teteh (sunda) dia maunya di panggil cik (encik, china), jadi geli saya kalau ingat, waktu saya beli meja gosok, dia sendiri yang memanggil dirinya dengan sebutan encik, begini kira-kira “cici juga suka yang ini nih, bagus barangnya” .

Saya memang suka belanja perabot rumah tangga di toko itu, karena harganya lumayan murah, pemilik tokonya yang lelaki orang Tionghoa, sedang istrinya orang Jawa/Sunda (kurang pasti, tapi yang jelas bukan keturunan China).

Pernah juga sekali saya beli teko air di toko itu juga, perempuan itu memanggil dirinya sendiri dengan sebutan ”encik” juga, begini ”encik juga pake teko ini di rumah” awet kok.

Kenapa dia maunya di panggil encik sih? memang kenapa? menurut saya terserahlah orang memanggil apa, kan dia pedagang? harus ramah dong ya, kepada para pembeli.
Walaupun pembeli juga harus ramah dan menghargai penjual/pedagang juga sih. yang bikin geli dia selalu memanggil dirinya sendiri dengan sebutan “encik” mentang-mentang suaminya orang Tionghoa? Hmmm..
Ma'af saya selalu lupa memangggil anda "encik" hehe ma'af yuaaaa

Waktu saya mencari panci yang ukuran mini, muka dia sudah sangat putih, tapi hanya mukanya saja yang putih. Tapi muka judesnya belum hilang hiks hiks
di jalan saya jadi ingat-ngat, kenapa dia begitu? Oooh mungkin juga tadi saya panggil dia ”Teteh” jadi kurang berkenan?.  Hanya Tuhan yang tahu.

Ma’af ya curcol lagi, curcol lagi

Piss.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun