Mohon tunggu...
Robiyana Ibrahim
Robiyana Ibrahim Mohon Tunggu... -

Abi nya royan,aufaa,hanif

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Salak Aceh Boh Meuriya...

29 Juni 2013   06:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:16 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jika saja anda pernah berkunjung ke Banda Aceh boleh jadi anda pernah mencicipi rujak Aceh.
Ya rujak yang membuat siapapun mencicipinya pengen kembali mencoba lagi.
Nah dalam campuran bumbu rujak atau nicah dalam bahasa aceh inilah ada di campurkan biasa nya rumbia tersebut.
Bagi saya pribadi buah rumbia atau boh meuriya sangat lah penuh kesan untuk di konsumsi alami usai jatuh dilempar dari dahan batangnya..(pohon rumbia sendiri bila setelah melalui proses batangnya dapat menghasilkan sagu ).
Buah rumbia rasanya sepat dan bila telah di pendam beberapa hari dalam lumpur bisa membantu menghilangkan rasa sepat nya tersebut.
sebelum tsunami melanda aceh di desa saya batang rumbia ini mudah di jumpai,namun sekarang tersisa beberapa batang saja.
daun nya juga di manfaatkan untuk membuat material atap alternatif biasanya pada rumah adat aceh mengunakan atap dari daun rumbia tersebut.
Di daerah aceh barat dahulu sebelum tsunami rumbia tlah di peram dalam air asin/payau ini sangat populer sebagai oleh-oleh selain kerang sungai dan ikan asin yang biasa di beli pelancong atau mereka yang melewati daerah tersebut.
Rumbia sempat di hebohkan media lokal paska tsunami kelangkaan dan kebutuhan nya yang karena kelangkaan nya di daerah aceh menjadikan harga nya untuk per satuan buah nya nyaris lebih mahal dari harga beli telur ayam perbutir.
Walau tidak melalui hasil penelitian resmi,buah rumbia ternyata juga mumpuni di makan buat pengobatan diare,hal ini pernah penulis alami langsung khasiat nya.saya slalu merindukan menikmati menyantap beberapa buah rumbia ini bila menjumpainya di pasar. saya tersenyum sendiri bila ingat pernah mendengar rumbia di gelari sebagai 'Salak Aceh'.
Bila ada dari pembaca punya kenangan betapa sesaknya sensasi saat menikmati buah rumbia karena sepat nya terasa memenuhi kerongkongan ('ka uhh' istilah kami saat itu dulu) ingatlah betapa tenang nya kita walaupun tau akan sulit bernapas kita hanya berhenti sejenak dan kemudian mulai menikmati lg salak Aceh in bersama..benar-benar sensasi UHH..
Tukang lempar pun terus gugurkan buah dipucuk dengan semangat(thanks mr.benjamin dan basir husin) lemparan yang tak pernah mengecewakan,kami selalu optimis menikmati rumbia dengan melihat dahan kuda-kuda ditangan kalian siap merontokan ..uh lagi uh lagi...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun