Pernahkah anda mendengar seorang guru yang menyebut siswanya tidak pintar-pintar? atau pernahkah anda mendengar seorang guru sedikit kesal karena siswanya tidak juga paham meskipun berkali-kali diterangkan? atau mungkin, pernahkah anda mengalami kejadian seperti itu?
Kita semua tahu, yang menjadikan seorang siswa paham terhadap suatu materi pembelajaran bukanlah guru melainkan Tuhan. Namun meskipun begitu, seorang guru tidak boleh langsung lepas tanggung jawab ketika sudah menyampaikan materi. Guru juga tidak boleh berpikiran bahwa tanggung jawabnya sudah selesai, baik siswa itu menguasai materi tersebut ataupun tidak.
Lalu, bagaimana jika guru sudah menerangkan dan menjelaskan suatu materi tersebut tetapi si siswa tidak juga paham?
Dalam hal seperti ini, sang guru tidak boleh langsung menyalahkan siswanya. Dalam suatu kelas, setiap siswa memiliki tipe belajar yang berbeda-beda. Jika siswa tidak juga paham, hal tersebut bisa saja terjadi karena cara pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut tidak sesuai dengan siswa tadi. Oleh karena itu guru harus paham tipe belajar siswa-siswanya. Setelah itu, guru harus harus koreksi diri agar tahu bagaimana cara pembelajaran yang tepat agar semua siswanya paham terhadap materi yang disampaikan.
Menurut DePetter dan Hearchi, 2003, tipe belajar adalah gaya belajar yang dimiliki setiap individu untuk menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Menurut Susanto, 2006, tipe belajar dibagi menjadi tiga tipe:
1. Manusia visual, yaitu orang yang dengan mudah menyerap informasi secara optimal dengan cara melihat atau membaca.
2. Manusia audiotori, yaitu orang yang secara optimal menyerap informasi melalui apa yang didengarnya.
3. Manusia kinestetik, yaitu dimana seseorang akan lebih mudah paham apabila diberikan "contoh" terlebih dahulu.
Untuk bisa mengetahui apakah tipe belajar anak tersebut, dapat dilakukan semacam penelitian menggunakan pertanyaan-pertanyaan. Jika tidak begitu, bisa juga dengan cara memperhatikan siswa tersebut, apakah dia memiliki ciri-ciri manusia visual, audiotori, atau kinestetik.
DePetter dan Hearchi, 2003, juga mendeskripsikan ciri-ciri tipe belajar seseorang seperti berikut:
1. Tipe Visual
Orang yang memiliki tipe belajar visual akan lebih menonjol dalam menyerap informasi melalui apa yang dilihatnya, seperti warna, gambar, ruang, dan lain sebagainya. Adapun beberapa ciri-ciri orang yang termasuk tipe belajar visual antara lain:
a. Lebih mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar
b. Rapi, teratur,memperhatikan segala sesuatu dan suka menjaga penampilan
c. Lebih suka membaca daripada dibacakan
d. Mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata yang tepat
e. Biasanya tidak terganggu dengan keributan
2. Tipe Audiotori
Orang yang memiliki tipe belajar audiotori lebih mudah memahami sesuatu melalui apa yang mereka dengarkan. Orang tipe ini menonjol dengan sesuatu yang berbau musik, irama, suara, dan lain sebagainya. Adapun beberapa ciri-ciri orang tipe audiotori adalah sebagai berikut:
a. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
b. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat
c. Lebih pandai mengejakannya dengan keras daripada menuliskannya
d. Biasanya pembicara yang fasih
e. Perhatiannya mudah terganggu dan terpecah oleh keributan
3. Tipe Kinestetik
Orang tipe belajar kinestetik belajar melalui gerak, emosi dan juga sentuhan. Orang tipe ini menonjol dalam hal gerakan, koordinasi, irama, dan lain sebagainya. Adapun beberapa ciri-ciri orang kinestetik antara lain:
a. Belajar melalui manipulasi dan praktik
b. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak gerak
c. Tidak dapat diam untuk waktu yang lama
d. Menyukai permainan yang menyibukkan
e. Banyak menggunakan isyarat tubuh
Itulah tadi mengenai tipe-tipe belajar dan beberapa cirinya. Setiap individu memiliki caranya masing-masing dalam belajar dan menyerap informasi. Oleh karena itu, guru harus pintar-pintar bagaimana caranya agar apa yang disampaikan dapat diterima dan dipahami secara baik dan optimal oleh semua siswanya tanpa terkecuali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H