Proses penyusunan Qur'an adalah proses yang sangat penting yang memastikan bahwa wahyu Allah Swt , yang disampaikan kepada Rasulullah SAW , dapat dikupulkan , ditata , dan dilestarikan dengan aik . Proses penyusunan al Qur'an terdiri dari beberapa tahap dan melibatkan beberapa sahabat yang ahli dan mahir dalam menulis , mencatat dan menghafal ayat-ayat al Qur'an. Di artikel ini saya akan memahas tentang penyusunan al Qur'an, rintangan dan tantangan yang dihadapi, dan pentingnya ini untuk umat islam.
• Waktu dan cara penurunan al Qur'an
Al Qur'an diturunkan selama kurang lebih 23 tahun lamanya secara berangsur angsur, yaitu dari tahun 610 M pada saat nabi Muhammad SAW berusia 40 tahun, Al Qur'an diturunkan melalui perantara Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Wahyu tersebut diberikan sesuai dengan kondisi yag dialami Nabi Muhammad dan para umat muslim pada waktu itu. Hal itulah yang menyebabkan ayat ayat Al Qur'an sesuai dengan kehidupan umat muslim pada masa itu. Selama Nabi Muhammad hidup, wahyu wahyu tersebut dicatat oleh para sahabat dengan menggunakan berbagai  seperti kulit hewan, daun dan tulang. Dan penulisan tersebut diawasi oleh Nabi Muhammad sendiri agar memastikan setiap ayat yang di catat telah ditulis atau dicatat denga benar. Selain dengan cara mencatat, banyak sahabat yang menggunakan cara lain yaitu denga cara menghafal seara lisan. Metode tradisional imi bertujuan untuk menjaga keaslian Al Qur'an dan mencegah hilangnya wahyu, meskipun cara tersebut memiliki resiko kehilangan hafalan.
• Penyusunan Al Qur'an setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW
- Pengumpulan  Al Qur'an pada masa Khalifah Abu Bakar
Setelah Rasulullah SAW wafat pada tahun 632 M, Abu Bakar as siddiq mencatat para penghafal Al Qur'an yang gugur dalam Perang Yamamah, sehingga timbul kekhawatiran karena dapat menyebabkan hilangnya beberapa wahyu. Khalifah Abu Bakar menugaskan Zaid bin Thabit, penulis wahyu yang terpercaya, untuk mengumpulkan semua catatan Al-Qur'an yang ada. Zaid melakukan pengumpulan dengan memverifikasi setiap ayat melalui konfirmasi dengan para penghafal Al-Qur'an. Proses ini menghasilkan satu mushaf awal yang berisi semua ayat yang telah diturunkan.
- Penyusunan Ulang di Masa Khalifah Utsman
Khalifah Utsman bin Affan merasa perlu menyusun ulang Al-Qur'an agar baku dan terstandarisasi, karena Daerah Islam telah berkembang ke berbagai wilayah dengan adanya berbagai versi bacaan yang muncul. Utsman mengumpulkan sahabat yang ahli dalam ilmu Al-Qur'an untuk menyusun mushaf yang disepakati. Mereka secara cermat membandingkan berbagai versi mushaf yang tersedia.Â
- Proses penyusunan dan standardisasi:
Dalam langkah ini, setelah melalui proses verifikasi dan diskusi, dibuatlah mushaf standar yang dikenal sebagai Mushaf Utsmani. - Utsman kemudian memerintahkan pembakaran mushaf-mushaf lainnya untuk mengurangi kebingungan di kalangan umat Islam. Penyebaran Mushaf Utsmani. Setelah penyusunan, Mushaf Utsmani disebarkan ke berbagai wilayah dalam kekhalifahan Islam, seperti Mesir dan Irak, sehingga semua umat Islam membaca teks yang sama.
• Tantangan yang dihadapi dalam penyusunan Al Qur'anÂ