Mohon tunggu...
Robit Irawan
Robit Irawan Mohon Tunggu... -

Saya seorang rakyat sudra di negeri ini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Ragu-ragu Bersahabat dengan Orang yang Berbeda Agama

6 Desember 2011   15:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:45 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Agama mana yang tidak mengklaim sebagai agama terbaik? Mengimani agama yang dianut itu perlu, tetapi ketika imannya itu mengganggu hubungan dengan sesamanya itu yang perlu diluruskan pemahamannya terhadap ajaran agamanya.

Sebelum jaman reformasi, masyarakat kita dulunya sangat toleran yang ditandai dengan saling mengunjungi para tetangga yang berbeda agama pada perayaan hari-hari besarnya. Maraknya penataran P4 membuat pemahaman berbangsa lebih dewasa dan kegiatan itu membawa nuansa sejuk di antara umat beda agama.

Di era reformasi pada saat ini semua berkembang lain. Munculnya beberapa aliran yang mengharamkan mengucapkan selamat pada umat beda agama menimbulkan cara pandang yang kerdil dan kontraproduktif. Apakah dengan mengucapkan selamat Idul Fitri atau selamat Natal pada tetangga beda agama berarti Anda telah mengimani ajaran agama lain?

Sikap hormat menghormati antar umat beragama jangan hanya bersifat pasif (tidak saling mengganggu) tetapi harus secara aktif sebagai bentuk kebersamaan sebagai cerminan budaya bangsa. Mungkin sebagai contoh positiv kita bisa belajar dari Sunan Kudus yang mengharuskan para santrinya untuk tidak menyantap daging sapi sebagai penghormatan terhadap masyarakat yang beragama Hindu pada saat itu. Jaman semakin maju, masa pola pikir kita jadi mundur seperti saat ini?

Sebelum tulisan ini saya akhiri, saya mohon maaf pada saudara-saudaraku yang beda pemahaman tentang toleransi. Saya hanya mengajak, mari kita kembali pada Pancasila yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945. Jangan saling fitnah, menanam permusuhan, saling memaki dengan memakai apologika yang kasar (yang sering di dunia maya).

Indonesia rumah kita bersama, toleransi, saling menghargai dan saling berangkulan antar umat beragama adalah kunci kokohnya ketahanan bangsa. Mari berfikir konstruktif di tengah lajunya jaman yang semakin maju. Jangan ragu, mari kita bergandengan tangan menyongsong Indonesia baru...

Salam perdamaian,

Robit Irawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun