Mohon tunggu...
roby fuzi
roby fuzi Mohon Tunggu... -

•a boy lives in amsterdam - tasikmalaya •22 years old•proletariat•songwriter •musician•adventurer•simple life•u can say I am a dreamer & a words-keeper•

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menafsirkan Rindu

13 Agustus 2011   20:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:49 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

oleh:  roby fuzi

seperti malam biasanya...

aku perawani harmonika dengan desahan yang bersuarakan detak-detak rindu

gundah telah menarikan pikiran pada malam seksi

ketika tembakan merkuri menampar kilaunya bintang

sudah muak aku mendengar

kata-kata 'rindu' dari mulut biduan yang sulit ditafsirkan oleh rasa

lalu...

kuteguk tuak untuk memulai percakapan

dari gelas nietzsche yang aku pinjam semalam

jelas aku mabuk, kasih. olehmu!

mengajak rumi mabuk dikamar mandi, disaksikan oleh gibran yang lagi onani

saraf terputus, potret gila tercetak api

para sufi mencukur jembut, komposisi sunyi.

----

jatianangor, 14 agustus 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun