Mohon tunggu...
Erha Kidz
Erha Kidz Mohon Tunggu... -

ngeblog (semoga) ga bikin nombok! lagi belajar menulis dan mencatat hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tawuran Pelajar Itu Nganu Banget!

20 September 2011   04:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:48 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TAWURAN PELAJAR? AHH, ITU SIH NGANU BANGET! – Tawuran itu artine gelut (berkelahi) secara beramai-ramai dan main keroyokan. Tawuran itu artine gelut secara ngawur dan membabi buta yang menghalalkan segala cara dan bila perlu membawa alat apapun dengan tujuan untuk mengalahkan pihak lawan. [caption id="" align="alignnone" width="620" caption="Siswa SMAN 6 dihalangi guru saat berhadapan dengan sejumlah wartawan di depan SMAN 6, Bulungan, Jakarta Selatan, Senin (19/9/2011)- kompas.com"][/caption] Jadi, dalam tawuran tidak ada sifat ksatria yang dibanggakan para lelaki karena tidak (jarang terjadi) ada gelut one by one alias satu lawan satu. Tawuran ya isinya bak-bik-buk bak-bik-buk yang penting’rasanya ramai!’ Sekarang, lagi jadi bahan berita dan omongan adalah tawuran yang melibatkan SMA Negeri 6 melawan Wartawan. Kisah ini berawal dari kasus penganiayaan wartawan Trans7, Oktaviardi pada Jumat (16/9/2011). Saat itu, Okta dikeroyok siswa SMA lantaran mengambil gambar tawuran di luar areal SMAN 6 Jakarta. Para siswa pun menyita rekaman kaset dari Okta. Siapa yang salah? Semuanya salah! Karena akan menjadi debat kusir jika saya ngomong ini itu, pokokmen yang penting nganu banget. Mari kita serahkan kasus tawuran ini pada ahlinya, polisi dan pihak2 yang terkait. Kita ngobrol soal tawuran pelajar secara umum saja yuukkk … Tawuran itu salah, apapun alasannya! Biasanya, pihak-pihak yang terlibat akan melakukan pembenaran menurut versinya. Mereka akan yakin mengatakan, “Ahh, ini salah dia juga sih! Mereka jualan ya kita beli aje! Mereka yang nyolot duluan masak kita harus diem ngelihatin aja? … “ Intinya, pokokmen … Sikaaatttttt! Urusan dipikir belakangan! Seharusnya, kalau ada masalah ya bisa diselesaikan melalui mediasi tanpa kekerasan. Hal ini tentu saja membutuhkan kedewasaan, kesadaran kedua pihak untuk bersikap rela legawa dan mau membuka diri menawarkan perdamaian. Kedua pihak harus menekan sifat egois dan merasa ‘Ini dadaku, mana dadamu?’ Sangat disayangkan saat terjadi tawuran pelajar karena sekolah seharusnya menjadi tempat untuk menumbuhkan bibit persaudaraan, bukan kekerasan. Eh, ngomong-omong … konon katanya, tawuran juga merembet ke gedung wakil rakyat. Tanya: Kenapa? Tawuran itu tradisi, waaahh … nganu banget tuh! Jika benar apa yang dikatakan Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Mahfudz Siddiq di Kompleks DPR, Jakarta, Senin (19/9/2011) … Wow! Sungguh mengerikan! Senior membuat tradisi tawuran yang diwariskan secara turun menurun pada yunior. Emangnya ga ada warisan yang lain ya? “(Tawuran) itu bagian dari tradisi yang terus ditradisikan. Dulu semester pertama saya sudah dikondisikan tawuran dengan SMA 70,” katanya. Mahfud menambahkan, polisi harus bertindak tegas kepada para pelanggar hukum itu. Karena masalah ini termasuk dalam kriminalitas, Mahfud meminta agar polisi menerapkan hukuman pidana terhadap pelaku tawuran. “Jangan diciduk semalam, dilobi, lalu dilepas lagi. Proses hukum kalau itu sudah masuk indikasi pidana. Itu kelewatan, sudah kriminal bawa senjata tajam. Sekolah harus tegas menerapkan sanksi,” kata Mahfud. Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Besar Imam Sugianto, membenarkan bahwa pertikaian antarkedua sekolah (SMA 6 dan SMA 70 Jakarta) tersebut memang telah terjadi puluhan tahun. Imam mengajak sejumlah pihak mencari akar permasalahan yang tak kunjung selesai dari sikap anarkis para pelajar tersebut. Menurut Imam, itu bukan hanya tugas Polri untuk menelusurinya. Dan rasanya, tradisi tawuran banyak terjadi di tempat lain dan di kampus/ sekolah lain. Akar masalahnya sudah ga jelas karena sudah terkubur bertahun-tahun. Mereka cuma berpikir: Pokokmen, mereka musuh yang harus dilawan! … Wah, nganu banget! Bangga ikut tawuran? Bah! Nganu banget! Pelajar itu sifatnya masih labil. Mereka memasuki fase perubahan dari dunia anak-anak ke dunia dewasa. Banyak kisah dan cerita anak SMA yang sering salah dalam menyikapi masa transisi ini. Anak SMA sedang mencari jati diri yang (kadang) caranya menyimpang, salah satu contohnya ya lewat tawuran semacam ini. Sungguh kasihan, gara-gara ingin dianggap jagoan dan pemberani, mereka bangga saat bisa tawuran dan sukses menggebuk musuhnya. Dalam satu hari, nama Gilang Perdana langsung populer di dunia maya. Remaja itu diduga salah satu siswa SMU 6 Jakarta dan turut melakukan pemukulan terhadap wartawan. Ia menuliskan pengalamannya dengan bangga di akun twitternya. Gilang yang diduga siswa SMAN 6 Bulungan, Jakarta Selatan, itu mengaku puas memukuli wartawan hingga babak belur. Hal tersebut disampaikan dalam akun Twitter @Gilang_Perdanaa selang dua menit peristiwa pemukulan wartawan oleh puluhan siswa, Senin (19/9/2011) siang. “Puas gua mukulin wartawan di jalur sampe bonjok2 emosi bet gua,” tulis pemilik akun Gilang_Perdanaa dalam tweet-nya. Kurang puas dengan kicauannya, Gilang_Perdanaa lalu menulis lagi secara beruntun. “Mahakam keras coy, jangan ngusik kalo gak mau diusik, wartawan pun jadi korban,” tulisnya. “Mampus mobil wartawan ancur,” tulisnya lagi. Weleh-weleh … tawuran kok bangga! Emang ga ada jalan lain untuk meraih prestasi gitu? Tawuran itu (bisa) makan korban! Siapa yang harus bertanggung-jawab? Dalam bentrokan yang terjadi antara siswa SMA 6 dan wartawan, Senin (19/9/2011), jatuh beberapa korban. Mengutip dari kompas.com, sejumlah wartawan mengalami luka lebam, yaitu Yudistiro Pranoto (fotografer Seputar Indonesia), Banar Fil Ardhi (fotografer Kompas.com), Panca Syurkani (fotografer Media Indonesia), Septiawan (fotografer Sinar Harapan), dan Doni (Trans TV). Sementara dari pihak siswa belum saya lihat datanya. Tawuran itu menghalalkan segala cara dan alat. Bukan cuma tangan kosong, wajar di setiap tawuran ikut dibawa juga kayu, batu bata, bahkan senjata tajam. Bahkan beberapa pelajar konon biasa membekali diri dengan sabuk yang bermata gir besi sebagai senjata. Wow! Ingat, senjata itu buta dan bisa menyerang siapa saja yang berada di dekatnya. Seorang bocah berusia 5 tahun menjadi korban tawuran pelajar dikota Bogor, Rabu (10/6/09) siang, korban terkena sabetan clurit salah satu pelajar STM yang sedang mengincar pelajar lainnya kedalam bus. Aksi tawuran pelajar dikota Bogor yang terjadi Rabu siang, menyebabkan Merlyn seorang bocah berusia 5 tahun menjadi korban. Korban saat itu bersama orangtuanya berada dalam bus menuju ke Terminal Baranangsiang. Namun naas, kaki kanannya terkena sabetan clurit dan terpaksa dibawa ke Rumah Sakit PMI Bogor serta mendapat 20 jahitan. Terkadang, jiwa pun melayang dalam tawuran! Senin (17/11/08), Seorang pelajar kelas 2 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tri Darma Bogor, ditemukan tewas mengambang di kali Ciliwung dengan luka bacokan dan hantaman benda tumpul di kepala. Sebelumnya korban yang panik setelah terkena bacokan berlari dan menceburkan diri ke kali Ciliwung saat terlibat aksi tawuran dengan pelajar SMK Mekanika Bogor, Sabtu lalu. Irfan, siswa kelas 2 SMK Tri Darma, Bogor harus kehilangan nyawanya menjadi korban ajang tawuran antar pelajar. Mayat korban ditemukan mengapung di sungai Ciliwung Senin kemarin oleh warga Kampung Trigilis, Kedung Halang, Bogor Utara dengan luka pada kepala akibat terkena sabetan senjata tajam. Korban sebelumnya terlibat tawuran dengan pelajar lain dari SMK Menanika Bogor pada Sabtu sore. Dalam tawuran tersebut korban yang panik setelah terkena bacokan di kepala nekad menceburkan diri ke dalam sungai. Jenazah remaja 16 tahun warga Tapos, Ciawi ini kemudian dilarikan ke ruang forensik Rumah Sakit PMI Bogor guna menjalani otopsi untuk kebutuhan penyelidikan. Kasus ini ditangani petugas Kepolisian dari Polsek Bogor Utara dan Polresta Bogo — >> Waaahhh, kalau sudah begini, siapa yang salah dan bertanggung jawab? Kenapa pelajar sekarang kok terlihat brutal dan beringas ya? Apa mereka melupakan tugasnya untuk belajar menuntut ilmu? Hmm … TAWURAN PELAJAR? AHH, ITU SIH NGANU BANGET! Referensi :

Pokokmen … Nganu banget! http://rhpost.wordpress.com/2011/09/20/tawuran-pelajar-itu-nganu-banget/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun