Kurangkum segelintir hampa yang terekam dalam diam
Menyergap asa yang tak kunjung padam
Dia, yang kusebut sang kosong
Tertancap kuat dihatiku yang merongrong
Mendekap, memenjara, dan mengikat
Betapa nyaman ia menetapÂ
Lelah, entah berapa lama aku dipeluknya
menimang-nimang nya terperkosa
Hai, kosong...
Aku tahu kau bosan menari-nari di ragaku
Menggeliat tanpa semangat di nadiku
Maka kuijinkan kau mengganti namamu
Datangkanlah...
Datangkanlah suatu isi untuk mengusirmu sendiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!