Mohon tunggu...
Robi Maulana
Robi Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercubuana Jakarta

Nama : Robi Maulana, NIM : 46121120019, Mata Kuliah : Kewirausahaan I, Dosen : Prof. Dr. Apollo, Ak., M.Si. program Studi S1 Psikologi Universitas Mercubuana Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

K_4 The Balanced Scorecard

25 Maret 2023   20:08 Diperbarui: 25 Maret 2023   20:09 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para manajer saat ini menyadari dampak pengukuran terhadap kinerja. Tetapi mereka jarang menganggap pengukuran sebagai bagian penting dari strategi mereka. 

Misalnya, eksekutif dapat memperkenalkan strategi baru dan proses operasi inovatif yang dimaksudkan untuk mencapai kinerja terobosan, kemudian terus menggunakan indikator keuangan jangka pendek yang sama yang telah mereka gunakan selama beberapa dekade, ukuran seperti laba atas investasi, pertumbuhan penjualan, dan pendapatan operasi. Para manajer ini gagal tidak hanya memperkenalkan tindakan baru untuk memantau tujuan dan proses baru, tetapi juga mempertanyakan apakah tindakan lama mereka relevan atau tidak dengan inisiatif baru.

Pengukuran yang efektif, bagaimanapun, harus menjadi bagian integral dari proses manajemen. Balanced scorecard, pertama kali diusulkan dalam HBR edisi Januari-Februari 1992 ("The Balanced Scorecard---Measures that Drive Performance"), memberi para eksekutif kerangka kerja komprehensif yang menerjemahkan tujuan strategis perusahaan ke dalam seperangkat ukuran kinerja yang koheren. Lebih dari sekadar latihan pengukuran, balanced scorecard adalah sistem manajemen yang dapat mendorong peningkatan terobosan dalam bidang kritis seperti produk, proses, pelanggan, dan pengembangan pasar.

Scorecard menyajikan manajer dengan empat perspektif yang berbeda untuk memilih ukuran. Ini melengkapi indikator keuangan tradisional dengan ukuran kinerja untuk pelanggan, proses internal, dan aktivitas inovasi dan peningkatan. Langkah-langkah ini berbeda dari yang secara tradisional digunakan oleh perusahaan dalam beberapa hal penting:

Jelas, banyak perusahaan sudah memiliki segudang langkah operasional dan fisik untuk kegiatan lokal. Tetapi langkah-langkah lokal ini bersifat bottom-up dan berasal dari proses ad hoc. Ukuran scorecard, di sisi lain, didasarkan pada tujuan strategis organisasi dan tuntutan kompetitif. Dan, dengan meminta manajer untuk memilih sejumlah indikator kritis dalam masing-masing dari empat perspektif, kartu skor membantu memfokuskan visi strategis ini.

Selain itu, sementara ukuran keuangan tradisional melaporkan apa yang terjadi pada periode terakhir tanpa menunjukkan bagaimana manajer dapat meningkatkan kinerja di masa mendatang, kartu skor berfungsi sebagai landasan kesuksesan perusahaan saat ini dan di masa depan.

Selain itu, tidak seperti metrik konvensional, informasi dari empat perspektif memberikan keseimbangan antara ukuran eksternal seperti pendapatan operasional dan ukuran internal seperti pengembangan produk baru. Seperangkat ukuran yang seimbang ini mengungkapkan trade-off yang telah dilakukan manajer di antara ukuran kinerja dan mendorong mereka untuk mencapai tujuan mereka di masa depan tanpa membuat trade-off di antara faktor-faktor kunci keberhasilan.

Terakhir, banyak perusahaan yang sekarang berusaha menerapkan program perbaikan lokal seperti rekayasa ulang proses, kualitas total, dan pemberdayaan karyawan kurang memiliki rasa integrasi. Balanced scorecard dapat berfungsi sebagai titik fokus untuk upaya organisasi, mendefinisikan dan mengkomunikasikan prioritas kepada manajer, karyawan, investor, bahkan pelanggan. Seperti yang dikatakan oleh seorang eksekutif senior di salah satu perusahaan besar, "Sebelumnya, anggaran satu tahun adalah perangkat perencanaan manajemen utama kami. Kartu skor berimbang sekarang digunakan sebagai bahasa, tolok ukur untuk mengevaluasi semua proyek dan bisnis baru."

Balanced scorecard bukanlah template yang dapat diterapkan pada bisnis secara umum atau bahkan di seluruh industri. Situasi pasar, strategi produk, dan lingkungan kompetitif yang berbeda membutuhkan kartu skor yang berbeda. Unit bisnis menyusun kartu skor yang disesuaikan agar sesuai dengan misi, strategi, teknologi, dan budaya mereka. Kenyataannya, ujian penting dari kesuksesan scorecard adalah transparansinya: dari 15 sampai 20 ukuran scorecard, seorang pengamat harus mampu melihat melalui strategi kompetitif unit bisnis. Beberapa contoh akan mengilustrasikan bagaimana kartu skor menggabungkan manajemen dan pengukuran secara unik di berbagai perusahaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun