Sedihnya bukan main
Diriku kau campakkan
Seperti tak lagi kau anggap
Bahwa, aku adalah suamimu
Rumah tak lagi bernyawa
Jarang sapa, darimu
Tidak ada air minum tersaji
Tak ada handuk untuk mandi
Sunyi
Tak lagi riang
Foto kita seperti ingin retak
Tak kuat menahan keadaan
Seperti ingin jatuh
Tapi selalu tertahan
Benar-benar seperti hidup sendiri
Aku, luka
Namun, kutahan karena cinta
Kutahan karena ikatan suci
Kutahan karena masih ada tanggung jawab
Kutahan karena anak-anak
Kau tidak lagi seperti dahulu
Dimana kau erat memelukku
Seakan tak ingin kau lepas
Berkata, sehidup semati
Namun sebaliknya
Seperti ini
Faktanya begitu
Di rumah, kau seperti tak ada
Rumah seperti tak ada penghuni
Itu karena kebangkrutan menghantamku
Kencang sekali
Hartaku tak lagi mengakui
Satu per satu meninggalkanku
Temanku meninggalkanku
Saudara demikian
Termasuk dirimu, walau itu hampir
Hanya sahabat tersisa
Sampai detik ini menemaniku
Tahu letihku
Sedih melihatku
Kau? Bukan sahabatku
Kau adalah isteriku
Cobalah tepuk pundakku
Katakan semua baik-baik saja
Tidak ada itu
Padahal kau, isteriku
Tidakkah kau ingat itu?
Jangan lupa
Kita pernah bahagia
Bertambah bahagia dilengkapi anak-anak
Ayo ulangi
Jangan mengkhianati
Jakarta, 4 Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H