Wulan belakangan ini tampak tidak fokus. Ia dilihat sering diam. Tidak seperti biasanya: riang. Senyumnya pun kepada pelanggan tidak seperti biasanya. Hanya senyum kecil. Jadi tidak ramah.
"Kamu kenapa?" pertanyaan bersama Soni, Tio, dan Priya, selaku pemilik kedai kopi KHAS, tempat Wulan bekerja.
Wulan hanya menjawab 'tidak ada apa-apa'. Tapi ketiganya, tidak lantas percaya. Pasti ada sesuatu. Masalah.
Ketiganya hanya berpesan, "Kalau ada masalah di luar, sebaiknya jangan dibawa ke KHAS."
Wulan mengangguk. Tanda mengerti.
Namun pesan itu hanya membuat Wulan "sadar" sebentar. Tidak lama kembali lagi: banyak diam dan senyum kecil kepada pelanggan.
Wulan sudah menikah. Di KHAS, ia sebagai kasir. KHAS buka di daerah sekitar Kemang, Jakarta Selatan.
"Satu Sidikalang, ya?" pesan pelanggan pertama ke Wulan.
Soni segera menyiapkannya. Ia sebagai pembuat kopi, atau yang lebih akrap dipanggil barista.
Soni di posisi itu karena ia memiliki pengalaman bekerja di beberapa kedai kopi di Jakarta. Pengalaman Soni sudah hampir 7 tahun.
Tio di posisi sebagai pelayan. Bertugas mengantar kopi yang telah dibuat ke pelanggan atau tamu. Tio tidak masalah dengan posisi itu.