Mohon tunggu...
Robiatul Adawiyah
Robiatul Adawiyah Mohon Tunggu... Guru - Seorang ibu rumah tangga yang menyambi menjadi pengelola di yayasan pendidikan

menggeluti dunia pendidikan dan literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sulungku Cantik Namun Tertekan (Bagian 3)

13 Desember 2020   09:10 Diperbarui: 13 Desember 2020   09:13 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Atas kesepakatan suami, yang masih belum dapat kerja juga, akhirnya putriku dibawa ke Cirebon. Akupun mulai ikut tes interview lagi untuk bekerja, namun tidak semudah seperti dulu. 

Untuk kerja di kantor atau office pabrik memang harus ada koneksi. Sedangkan di pabrik tempat dulu aku bekerja sudah di serobot oleh tetanggaku yang kebetulan suaminya satu kerjaan denganku dulu.

Pesan dari temanku untuk memanggil aku lagi untuk mengisi lowobgan di sana tidak disampaikan kepadaku, malah memasukkan adiknya itu.

Merasa putus asa akhirnya aku menerima pekerjaan sebagai kasir di sebuah mall yang baru di buka. Dapat satu bulan aku bekerja di Walmart Mega Mall Lippo, dapat mengurangi rasa rinduku pada putriku.

Pada akhirnya di bulan ke enam  aku bekerja, sebagian karyawan kena roling termasuk aku, di tempatkan di daerah Klapa Gading  Jakarta Utara.


"Pah. Mamah kerjanya di rolling, mulai bulan depan mamah di tugaskan di Mega Mall Klapa Gading," jelasku pada suami.
"Jauh banget mah, tempat rawan lagi." Jawab suamiku.
"Terus gimana pah, masa baru kerja udah berhenti lagi."
"Terserah mamah lah !, papah bilangin daerah Klapa Gading tuh rawan." Sambil ngeloyor keluar kamar.

Sambil menimbang-nimbang larangan suami.
Akhirnya aku, mendekatinya" Ya udah mamah berenti lagi aja, tapi kakak bawa pulang ya pah," jawabku. Suami mengiyakan keinginanku
" besok kita ke Cirebon jemput kakak"  kata suamiku.
Aku langsung memeluknya sambil mengucapkan terima kasih.

Keesokan hari kami langsung berangkat ke Cirebon denga bus. Perjalanan terasa lama sekali, tak  sabar hati ini, tuk segera bertemu putriku yang cantik. Namun kesedihan yang kurasakan, putriku menjauh seperti lupa kalau aku mamahnya, maklum hampir tujuh bulan aku tidak bertemu. Anakku lebih dekat dengan adik iparku, bahkan manggil mamah.
Sedih rasanya hati ini. Seperti di sinetron televisi 

ku menangiiis ... membayangkan..ah kok jadi lebay sih.

Selama satu minggu melakukan pendekatan dengan putriku, bujuk rayu dan apapun aku lakukan. Pada akhirnya putriku mulai mau di peluk dan mulai dekat lagi denganku. Setelah putriku dekat lagi denganku dan papahnya, kami pulang kembali dan dapat berkumpul kambali.

Dua tahun sudah usia putriku, ketika kuambil dari tantenya. Aku senang kini dia dekat lagi padaku dan kembali memanggilku mamah.
Adik iparku merasa kesepian, dan seperti orang linglung cerita kakak iparku di kampung. 

Setelah putri kecilku bawa pulang, sampai-sampai bantal guling di gendong dikira putriku. Aku jadi merasa kasihan, pada adik iparku. Selama dua belas tahun menikah belum juga di karunia anak. Tapi kini putri kecilku telah kubawa pulang lagi. Untunglah tidak lama adik iparku mengangkat anak usia tiga tahun, dari saudara jauh suaminya. Ibunya pergi bekerja ke Arab Saudi, sedangkan ayahnya hanya petani biasa.

Benar putriku sangat lincah banyak yang menyukainya, semenjak di asuh adik iparku. Aku kembali mengasuh sesuai caraku, saat usianya tiga tahun aku memasukkan anakku ke sanggar tari. Namun kenyataannya, anakku tidak hobi. 

Aku tetap memaksanya setiap mau berangkat latihan pasti nangis ada aja drama yang dibuatnya.  Membuat aku semakin jengkel, aku ingin anakku menjadi yang terbaik. Sampai akhirnya aku mengalah dan tidak lagi mengikuti sanggar tari.

Ketika masanya sekolah taman kanak-kanak, aku sengaja tidak menyekolahkan di aekitar rumah. Tapi aku pilih sekolah TK yang terbaik di kota, sedang wilayahku masuk kabupaten.
Dengan antar jemput mobil sekolah terkadang aku ikut untuk menemaninya sekolah. Aku pun sudah melupakan keinginan kerja lagi, karena kesibukkanku mengantar putri kecilku kesekolah.

Jiwa mahmud (mamah muda), saat berkumpul saling membanggakan kehidupan rumah tangga masing-masing. Alhamdulillah semenjak aku berhenti bekerja dan putri kecil ku ambil dari adik ipar, kehidupan kami meningkat. Kebetulan suami bertemu dengan teman semasa menjadi sales proyek sudah berhasil dan memiliki PT Pradita. Bergabungnya suamiku di sana banyak proyek yang di dapat suamiku, sehingga temannya memberi inventaris mobil untuk mencari proyek.

Perubahan rumah tangga kami drastis naik ke level sejahtera, rumah type 21 ku telah berubah kendaraan telah terparkir di garasi, dan aku sudah tidak kekurangan lagi. Lima tahun mengarungi rumah tangga, dengan ujian ekonomi  kini terlewati. Suamiku sangat menyayanginya dengan kemanjaan apapun yang di minta di turutinya.

Bersambung...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun