Setelah putri kecilku bawa pulang, sampai-sampai bantal guling di gendong dikira putriku. Aku jadi merasa kasihan, pada adik iparku. Selama dua belas tahun menikah belum juga di karunia anak. Tapi kini putri kecilku telah kubawa pulang lagi. Untunglah tidak lama adik iparku mengangkat anak usia tiga tahun, dari saudara jauh suaminya. Ibunya pergi bekerja ke Arab Saudi, sedangkan ayahnya hanya petani biasa.
Benar putriku sangat lincah banyak yang menyukainya, semenjak di asuh adik iparku. Aku kembali mengasuh sesuai caraku, saat usianya tiga tahun aku memasukkan anakku ke sanggar tari. Namun kenyataannya, anakku tidak hobi.Â
Aku tetap memaksanya setiap mau berangkat latihan pasti nangis ada aja drama yang dibuatnya. Â Membuat aku semakin jengkel, aku ingin anakku menjadi yang terbaik. Sampai akhirnya aku mengalah dan tidak lagi mengikuti sanggar tari.
Ketika masanya sekolah taman kanak-kanak, aku sengaja tidak menyekolahkan di aekitar rumah. Tapi aku pilih sekolah TK yang terbaik di kota, sedang wilayahku masuk kabupaten.
Dengan antar jemput mobil sekolah terkadang aku ikut untuk menemaninya sekolah. Aku pun sudah melupakan keinginan kerja lagi, karena kesibukkanku mengantar putri kecilku kesekolah.
Jiwa mahmud (mamah muda), saat berkumpul saling membanggakan kehidupan rumah tangga masing-masing. Alhamdulillah semenjak aku berhenti bekerja dan putri kecil ku ambil dari adik ipar, kehidupan kami meningkat. Kebetulan suami bertemu dengan teman semasa menjadi sales proyek sudah berhasil dan memiliki PT Pradita. Bergabungnya suamiku di sana banyak proyek yang di dapat suamiku, sehingga temannya memberi inventaris mobil untuk mencari proyek.
Perubahan rumah tangga kami drastis naik ke level sejahtera, rumah type 21 ku telah berubah kendaraan telah terparkir di garasi, dan aku sudah tidak kekurangan lagi. Lima tahun mengarungi rumah tangga, dengan ujian ekonomi  kini terlewati. Suamiku sangat menyayanginya dengan kemanjaan apapun yang di minta di turutinya.
Bersambung...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H