Pagi itu, sebelum memulai aktifitas rutin, saya masih punya waktu untuk memisahkan tanaman bunga yang terlihat sangat rimbun di pot bunga yang kecil. Kebetulan ada pot bunga kosong, sehingga tidak perlu untuk membeli lagi. Â Semakin kelihatan indah ketika tanaman tersebut dipisahkan dalam dua pot bunga yang berbeda.
Malam hari, ketika menata dan menempatkan kedua pot bunga itu ketempat yang berbeda, telephone saya berdering.Â
- "Bonsoir An, apa kabar? "
- "Oh ,,, Bonsoir sayang, Alhamdulillah, baik, kamu juga kan?"Â
- "Iya, Alhamdulillah. Mau curhat, ganggu nggak? "
- "Nggak, silahkan."Â
- "Hari ini aku ngobrol lama dengan Chef. "
- "Oh,,, "
- "Dia sangat sedih. Sudah 2 minggu ini kulihat agak kurusan. "
- "Memang kenapa? "
- "Dia mau berhenti kerja"Â
- "Oh kalau itu saya sudah tau, memang dia ingin pindah ke profesi lain."Â
- "Bukan, yang dia ingin lakukan adalah berhenti dari perusahaan ini. "
- "Aduh,,,memang kenapa? Bukankah sudah ada surat pernyataan Direktur kalau dia akan ditempatkan dibidang lain? "
- "Betul tapi dia ingin mengajukan pemberhentian kerja. "
- "Memang dia sudah dapat pekerjaan ditempat lain? "
- "Nggak juga, hanya kecewa karena semua memusuhi dia."Â
- "Kasihan ,,,"Â
- "Iya, aku juga kasihan. "
- "Tau nggak An dia bilang apa? "
- "Nggak,,,apa? "
- "Dia bilang kamu itu benar dan baik sama dia."Â
- "Oh,,,Astaghfirullah,,,saya sampai berhenti dari situ karena beda persepsi dengan dia."Â
- "Iya, makanya dia baru ngerti sekarang."Â
- "Berkali kali dia sebut nama kamu dan bilang kalau kamu baik. Â Tolong telephone dia , kasih support. "
- "Aduh, saya ganti telephone, no tel dia hilang di hp saya. "
- "Ok, nanti saya kirim kekamu no tel dia. " Â
- "Saya dan dia sama sama sudah saling memaafkan, normal ya kalau disuatu wadah pekerjaan kadang kita berbeda dan berselisih pendapat." Sebetulnya memang dia juga orang baik. "
Tolong bilang kedia, kalau saya bilang dia juga orang baik."Â - "Iya An, jangan lupa ya telephone ke dia."Â
- "Ok sayang, terima kasih ya buat informasi dan telephonenya. InshaAllah, saya akan telephone."
Termenung. Â Masih jelas teringat beberapa waktu lalu, Chef yang memasukkan saya bekerja disitu. Keharmonisan kerja yang terjalin dan sukses yang diperoleh dari kebersamaan tsb berlangsung dari tahun ke tahun. Â Hingga suatu saat kegemilangan yang diraih melupakan eksistensinya.Â
Perselisihan tajam terjadi antara saya dan chef. Â Saya tinggalkan dan berlalu dari tempat itu, dan semua terkejut. Â Bagi saya stabilitas kerja sudah saya bangun, dimana sebelumnya sangat porak poranda.Â
Terus terang, ada rasa kecewa karena sangat senang saya bekerja disitu, tapi tak ada penyesalan karena saya merasa telah melakukan sesuatu dimana tidak ada orang yang melakukan apa yang telah saya lakukan ditempat itu. Tercapainya kerapian tata kerja yang kubina. Â
Tak pernah ada dendam dihati walau sempat berselisih karena ke tak mampuan chef dalam mengelola fungsinya sebagai penanggung jawab. Â
Sangat sedih mendengar berita dari teman saya itu, hingga menangis. Kasihan,,, dan saya kenal seluruh keluarganya. Â Semoga dia cepat mendapatkan pekerjaan lagi.
Kembali kupandangi tanaman bunga yang telah kupisahkan ditempatnya masing masing. Kadang pemisahan itu kelihatan berat  padahal sering kali juga untuk suatu kebaikan.
Anna Skl, 8 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H