Kucoba membakar bukit gundah dedaunan keringÂ
yang menutupi bumi damaimu dengan celotehkuÂ
Mungkinkah kobarannya dapat meluap menjulangÂ
memusnahkan belantara rimba risaumu?Â
Atau kau tersayat, tergetar nyeri, Â pilu.
Berenang aku di samudera lubukmu
Mencari sinar yang dapat menerangi gelap pekat sanubariÂ
Kemudian kutebar pancaran cahaya itu,Â
agar kau mengerti indahnyaÂ
karang, ikan dan planton yang menghiasi dasar kalbumu
Belum sanggup kubentangkan sayap dan terbang
menjelajahi galaksi rasamu
Yang mengandung berjuta misteri
Apalagi memetik bianglala pendekorasi sendu
Di cakrawala kelabu pertengahan musim gugur
Namun masih ada puspa di cagar alamÂ
Walau musim tak pernah mau berkompromi
Dibangku taman kota
Maukah kau dengarkan lagi celotehku
Tentang dedaunan yang menanti embun esok pagi.
Anna Skl, 02 November 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H