Tim dosen dari Prodi D4 Analis Kesehatan/Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA) Jakarta melaksanakan pengabdian kepada masyarakat pada Sabtu (18/05/2024). Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan kepada ibu-ibu yang tergabung di kelompok Permodalan Mekar Madani, area Klender, Jakarta Timur dengan Tema "Workshop Pembuatan Perangkap Nyamuk Sederhana Sebagai Upaya Pengendalian Vektor Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)", kegiatan ini melibatkan Dosen Prodi D4 Analis Kesehatan/TLM UHAMKA, Oktadio Erikardo sebagai Fasilitator untuk workshop pembuatan perangkap nyamuk sederhana.
Kehadiran nyamuk di dalam rumah bisa sangat meresahkan terutama apabila nyamuk berbahaya, seperti Aedes aegypti atau Aedes albopictus, yang dikenal sebagai vektor penyebab DBD. Tingginya curah hujan di hampir seluruh wilayah Indonesia menjadi salah satu faktor peningkatan kasus DBD, terutama di daerah Jakarta. Kepadatan penduduk di area Jakarta meningkatkan risiko infeksi DBD dikarenakan nyamuk berkembang biak lebih mudah di lingkungan padat, dan jumlah penduduk yang tinggi memudahkan nyamuk menggigit kemudian dapat menyebarkan virus dengue ke banyak orang, hal ini memungkinkan terjadinya infeksi silang. Oleh karena itu, upaya pengendalian nyamuk sebagai vektor pembawa virus dengue sangat penting dilakukan terutama saat musim hujan.
"Selama ini, upaya pembasmian nyamuk lebih banyak difokuskan pada fogging atau pengasapan. Namun, metode ini hanya efektif untuk membunuh nyamuk dewasa, sementara telur nyamuk yang tidak terbunuh dapat menjadi masalah baru di kemudian hari. Selain itu, penggunaan bahan kimia dalam fogging memiliki dampak negatif, seperti potensi gangguan kesehatan pada manusia, pencemaran lingkungan, serta risiko berkembangnya resistensi nyamuk terhadap bahan kimia tersebut. Untuk mengurangi bahaya kesehatan yang ditimbulkan dari penggunaan bahan kimia, maka diperlukan upaya alternatif untuk membasmi nyamuk tersebut, seperti membuat perangkap nyamuk dari botol bekas sehingga siapapun dapat membuatnya dengan biaya yang ekonomis", ujar Oktadio saat memberikan penjelasan kepada mitra
"Pentingnya menjaga kebersihan lingkungan merupakan langkah pertama yang harus dilakukan bagi setiap orang untuk mengurangi populasi nyamuk. Kebersihkan selokan, pot bunga, ban bekas, ataupun wadah lain yang dapat menampung air harus dikosongkan dan dibersihkan secara rutin. Selain itu, perilaku 3M plus seperti menguras, menutup, dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas merupakan cara efektif untuk mencegah DBD. Penambahan langkah pencegahan seperti, menggunakan kelambu saat tidur, pemberian larvasida pada tempat penampungan air yang susah dikuras, penggunaan lotion anti-nyamuk, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah sangat efektif untuk mengurangi sarang nyamuk di dalam rumah. Kita semua memiliki peran penting dalam mencegah DBD. Melalui berbagai upaya yang terjangkau dan mudah dilakukan, kita bisa secara signifikan mengurangi populasi nyamuk. Hal ini bukan hanya tentang melindungi diri sendiri, akan tetapi melindungi keluarga dan tetangga dari ancaman DBD", papar Oktadio.
Setelah kegiatan pemaparan workshop oleh fasilitator, tim pengabdian masyarakat juga menyediakan paket sembako yang dibagikan kepada seluruh peserta kebutuhan pokok agar meningkatkan semangat serta menyegarkan kembali fikiran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H