Mohon tunggu...
robi kurniawan
robi kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa -

https://robikurnia1.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kuliah ke Luar Negeri bersama Keluarga? Inshaa Allah Bisa!

22 Mei 2016   04:19 Diperbarui: 22 Mei 2016   07:47 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya berkeyakinan, jatuh bangun proses adaptasi dan cultural shock ini adalah salah satu mekanisme pembelajaran bagi kami, termasuk anak-anak.

Kami harus segera mendapatkan tempat penitipan anak atau daycareyang bagus dan terjangkau. Anak kami yang pertama sebenarnya sudah kelas 1 SD di Jakarta, akan tetapi penerimaan siswa baru adalah bulan April tahun depan. Akhirnya si sulung hasus masuk ke TK lagi.

Setelah mendatangi beberapa TK, kami mendapatkan TK yang sekaligus menjadi daycarenya. Di Belakang hari, kami mendapatkan informasi, sekolah ini adalah salah satu TK tertua di Jepang.

Bahasa pengantarnya? Tentu dalam bahasa Jepang. Kabar baiknya adalah anak-anak adalah pembelajar bahasa yang sangat cepat. Mereka masih berada dalam masa pekanya sehingga mudah untuk belajar bahasa. Berbeda dengan orang dewasa yang masa pekanya sudah lewat tidak akan mudah belajar bahasa lain. Apalagi mengganti bahasa yang sudah dinuranikannya dengan bahasa lain.

Anak kedua pun mendapatan daycare swasta tak jauh dari TK kakaknya.

Salah satu hal yang menarik tentang daycare di Jepang adalah kemandirian. Sedari dini anak-anak dituntut untuk mandiri. Lucu juga saat melihat usia 2 tahunan mengangkat kursi dan meja makan mereka sendirian. Setelah siap mereka akan mengenakan celemek dan makan sendiri. Selang beberapa saat satu dua anak mengangkat tanganya sambal teriak “okawari desu”. Artinya mereka minta tambah makanan. Setelah selesai makan, mereka kembali bertugas membereskan ruangan dengan pantauan senseinya.

Di awal si bocah mewek ketika kami tinggalkan. Tetapi setelah beberapa waktu justru susah sekali untuk mengajaknya pulang. Si bungsu nampaknya sudah mempunyai teman disamping banyaknya permainan yang menarik di daycarenya.

Manajemen Waktu

Jadwal kuliah di awal semester cukup padat, kelas dimulai pukul 8.50. Meskipun tidak ada kuliah, biasanya hari mahasiswa perlu datang ke kampus dari pagi sampai sore. Kultur perkuliahan di Jepang mirip dengan system kerja kantoran. Setiap mahasiswa mempunyai ruang/meja sendiri.

Setiap hari anak-anak harus membawa bekal makanan sendiri ke sekolah. Mereka tidak menyediakan makanan halal. Bekal ini meliputi makan siang yang terdiri atas nasi, lauk , sayur dan snack untuk pagi dan sore. Bekal ini kami siapkan pagi-pagi sebelum berangkat sambal memastikan mereka sarapan dan mandi.

Agar dapat berangkat tepat waktu, kami pun berbagi tugas. Saya menyiapkan bekal, sedangkan istri mengurus anak-anak dan membereskan rumah. Di Jakarta, pekerjaan ini biasa di lakukan oleh asisten rumah tangga. Selama di sini, saya belum menemukan ada rumah tangga yang menggunakan jasa asisten/pembantu. Di sini kami belajar untuk lebih mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun