Mohon tunggu...
robi kurniawan
robi kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa -

https://robikurnia1.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada "Sesuatu" dalam Festival Undokai

21 Mei 2016   20:15 Diperbarui: 22 Mei 2016   03:30 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini saya menemani si sulung ikut acara Undokai di sekolahnya. Dalam bahasa Jepang, kata Undo berarti latihan, sedangkan Kai artinya bersama-sama. Saat ikut menemani acara ini pertama kali, awalnya saya berpikir agenda ini tak jauh beda dengan acara keriaan atau acara olah raga di negeri kita. Rupanya berbeda.

Dor! Dor! Dor!

“Hore, hari ini jadi undokai!” pekik si sulung ketika mendengan suara petasan pukul 6.40 pagi.

“Undokai akan dilaksanakan pada tanggal 21 jika ada suara petasan pukul 6.40” demikan antara lain pengumuman yang diberikan pihak sekolah beberapa hari yang lalu.

Kegembiraan si bocah untuk mengikuti event ini mengingatkan saya pada event Agustusan. Momen yang ditunggu-tunggu, dimana anak-anak akan mengikuti berbagai perlombaan. Waktu bergulir cepat. Kini saya sudah mengantar para bocah untuk mengikuti perlombaan olahraga di sekolahnya, undokai.

Undokai diselenggarakan di seluruh sekolah di Jepang. Mulai dari jenjang TK sampai perguruan tinggi. Model, aturan, bahkan teriakan hampir sama. Nampaknya pemerintah sudah membuat standar baku acara ini.

Undokai ini juga sangat formal dan diselenggarakan dengan persiapan yang sangat rapi dan teratur. Tradisi undokai sudah mengakar lama di Jepang. Konon dimulai sejak era Meiji.

Para Suporter (dok. pri)
Para Suporter (dok. pri)
Tepat pukul 8.45 pagi, murid, guru, dan orang tua berkumpul di lapangan untuk mengikuti upacara pembukaan. Ada lebih dari 500 orang anak yang berpartisipasi. Anak-anak yang hadir dibagi ke dalam tiga tim, merah, putih, dan kuning. Si sulung bergabung dengan tim kuning, terlihat dari topi yang dikenakannya.

Tema yang diusung di event undokai kali ini adalah: “never give up and put mind together”

Pertandingan yang dilombakan di undokai antara lain sprint race dalam tim, estafet, cavalry battle, ball toss gamedll. Setiap kelas 1-6 dibagi dalam beberapa batch untuk diadu masing-masing. Di sela-sela pertandingan, anak-anak menampilkan aneka pertunjukan, seperti tarian khas daerah, “susume odori”, jumping rope dancing, dll.

Pemanasan (dok. pri)
Pemanasan (dok. pri)
Festivalisasi Olahraga

Undokai menjadi semacam puncak olahraga selama setahun. Untuk persiapan undokai ini, anak-anak berlatih sekitar satu bulan sebelumnya. Setiap hari. Porsi olahraga pada pendidikan dasar di Jepang memang cukup besar. Dalam setiap minggunya ada tiga kali kegiatan olah raga.

Bahkan, di rapor anak SD di Jepang, selain ada laporan perkembangan fisiknya, ada beberapa poin evaluasi lain terkait olah raga. Hal yang dievaluasi untuk setiap anak di rapornya adalah:

- Semangat untuk berolahraga dengan orang lain

- Peningkatan skill dan kemampuan fisik

- Inovasi dengan teknik baru yang lebih baik dalam berolah raga

Untuk ketiga parameter tersebut, setiap anak akan dinilai dalam 3 skala. “yoku dekita”, artinya si anak melakukan dengan sangat baik. “dekita” artinya cukup baik, dan “ganbarou” maknanya si bocah perlu disemangati lagi.

Jumping Rope Dancing (dok. pri)
Jumping Rope Dancing (dok. pri)
Kesehatan sebagai kapital

Undokai, merupakan upaya pemerintah Jepang untuk memasyarakatkan oleh raga sejak dini. Untuk menjaga kesehatan. Kesehatan yang dimaknai keadaan sejahtera dari badan yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis. Dalam jangka panjang, pembiasaan olah raga ini akan berdampak pada ekonomi negara.

Sebagaimana BPJS di Indonesia, Jepang juga menyediakan jaminan layanan kesehatan bagi warganya. Dengan olahraga, yang berefek pada tingkat kesehatan mereka, biaya yang ditanggung pemerintah untuk pengobatan dapat lebih ditekan.

Angka harapan hidup orang Jepang yang termasuk tertinggi di dunia, di atas 80 tahun. Hal ini nampaknya terkait dengan kebiasaan mereka yang gemar berolahraga.

Cavalry Battle (dok. pri)
Cavalry Battle (dok. pri)
Semangat kolektivitas

Jenis olahraga yang dilombakan di undokai adalah olahraga tim. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk membentuk salah satu ciri khas Jepang. Kolektivisme atau orientasi pada kerja tim.

Setiap siswa di tim undokai tidak menonjolkan diri sendiri. Jika berhasil, itu adalah berkat kerjasama tim. Apabila gagal, mereka merasa kurang berbuat baik bagi tim.

Para orang tua juga tidak ingin menonjolkan anaknya masing-masing. Tidak ada juga yang berkata: ” Siapa dulu dong bapaknya!”. Yang ada adalah semua anak punya kontribusi dalam tim.

Hal ini nampaknya terbawa sampai dewasa. Orang Jepang dalam bekerja selalu kolektif dan mendahulukan tim. Saat memperkenalkan diri misalnya, mereka akan mengatakan: ”Tanaka no Honda desu”, saya Tanaka dari Honda. Orang Jepang ketika memperkenalkan diri akan menyebutkan afiliasi/ tempat bekerja di belakang nama mereka

Di Undokai yang diselenggarakan di sekolah si sulung hari ini, saya tidak hanya melihat aktivitas olah raga. Tetapi olah raga sebagai sebuah festival yang layak dirayakan. Pemasyarakatan olahraga sejak dini, penanaman semangat kebersamaan dan pembentukan nation building. Pelajaran penting yang layak dipetik dari bangsa yang menguasai teknologi dan memiliki angka harapan hidup tertinggi di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun