Mohon tunggu...
robi kurniawan
robi kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa -

https://robikurnia1.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menikmati Sakura Ceria di Kota Seribu Pohon

9 April 2016   14:37 Diperbarui: 9 April 2016   16:44 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bunga Sakura. Sumber: travel.kompas.com"][/caption]Kapan waktu paling tepat berkunjung ke Jepang? Awal musim semi di bulan April. Jepang terlihat sangat cantik dengan mekarnya sakura di penjuru negeri. Suhunya juga relatif sejuk.

Di penghujung musim dingin lalu, Japan Weather Association merilis prediksi mekarnya sakura. Di Kyushu, daerah paling selatan Jepang, sakura sudah mekar di awal Maret. Sedangkan di ujung utara Jepang, Hokkaido, sakura baru akan mekar di awal Mei nanti.

Di daerah saya, Sendai-Tohoku, minggu ini adalah full bloom sakura. Momen yang hanya hitungan hari ini sangat sayang untuk dilewatkan dari menikmati merekahnya sakura di daerah ini.

[caption caption="tenki.jp"]

[/caption]Di kota yang berjulukan “city of tree” ini, pohon sakura tumbuh di hampir di semua lokasi: di pinggir kali, hutan, atau yang sengaja ditanam khusus, seperti di taman. Julukan ini merujuk pada kota yang didalamnya terdapat banyak sekali taman dan pepohonan.

Setelah mempersiapkan bekal makan siang, tikar, dan plastik sampah, saya berangkat ke lokasi pertama. Karena lokasinya masih dalam kota cukup pakai sepeda.

Lokasi pertama yang saya datangi adalah Nishi-koen. Tempatnya cukup strategis, di dekat Sendai International Centre. Dapat dijangkau dengan kereta maupun bis kota. Ada ratusan pohon sakura di lokasi ini. Selain itu dilengkapi juga dengan lampu lampion yang akan menyala sampai jam 10 malam.

[caption caption="dokumen pribadi"]

[/caption]Orang Jepang sangat antusias dengan tradisi yang konon diadopsi dari masyarakat Cina ini. Tradisi ini sudah turun temurun, banyak yang mengatakan tradisi hanami dimulai sejak periode Nara (710-784 SM).

Biasanya, orang akan memburu tempat yang strategis untuk digelari tikar sebagai tempat berkumpul. Lokasi yang berada tepat di bawah pohon sakura yang rindang akan menjadi incaran. Bahkan beberapa orang sudah berjaga dengan tikarnya dari malamnya. Kalau di kampus atau kantor, yang booking ini biasanya tugas mahasiswa/karyawan yang baru masuk.

Ada kejadian menarik dari seorang teman. Ketika ditinggal ke toilet, tikar yang sudah diletakkan di bawah pohon yang dituju mendadak hilang. Berganti dengan tikar lain. Rupanya ada orang yang memindahkan. Orang Jepang yang mengetahui ini lantas mengatakan kalau yang melakukan ini tentu bukan orang Jepang.

Selain dilarang menempati tempat yang sudah dibooking, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan saat berhanami. Kita tidak diperkenankan untuk memegang, memetik atau malah mematahkan ranting bunga sakura. Bunga sakura plus taman nya  itu di rawat khusus demi pengunjung.

Menjelang makan siang, saya mendatangi lokasi kedua di Katahira. Lokasi ini salah satu favorit saya. Selain sepi pengunjung, pohon sakura di sini relative sudah tua. Rindangnya sakura dengan latar belakang kampus Tohoku University adalah kombinasi menarik. 

[caption caption="dokumen pribadi"]

[/caption]

[caption caption="dokumen pribadi"]

[/caption]Meskipun namanya hanami sakura, berasal dari kata "hana=花" yang berarti bunga dan "mi=見" yang berarti melihat, aktivitas yang dilakukan tidak hanya memandangi sakura semata. Biasanya orang akan bercengkerama sambil makan siang.

Sebenarnya, selain sakura, ada bunga yang mekarnya hampir berbarengan. Namanya ume/plum. Sekilas seperti sakura tetapi kalau kita perhatikan ada perbedaanya. Ume (plum) tidak mempunyai tangkai bunga, sehingga seakan menempel pada batang. Biasanya satu kuntum satu bunga. Selain itu, ujung kelopak bunga berbentuk bundar. dan cenderung lebih kecil dibanding bunga sakura.

Bunga sakura mempunyai tangkai bunga yang agak panjang dan terlihat seperti menjuntai dari batangnya. Bunganya juga banyak bergerombol seperti buah anggur dan ujung kelopak bunganya terpecah dua. Selain itu, kebanyakan pohon sakura di Jepang tidak berbuah. Meskipun demikian, ada satu jenis pohon sakura yang berbuah namanya sakuranbo dan dibudidayakan di Yamagata prefecture, kampungnya Oshin.

[caption caption="dokumen pribadi"]

[/caption]Selepas Katahira, lokasi selanjutnya yang saya datangi adalah Tsutsujigaoka koen. Lokasi ini adalah favorit hanami spot di Sendai. Konon, pohon sakura yang ditanam di area taman ini dibawa dari Kyoto oleh Date (semacam shogun) ke 4. Ada ratusan pohon sakura di lokasi ini. Selain itu empat ini juga dilengkapi dengan lapangan yang cukup luas dan sarana permainan anak. Karena hanami sakura adalah momen bersama keluarga.

[caption caption="dokumen pribadi"]

[/caption]

[caption caption="dokumen pribadi"]

[/caption]Dari ketiga lokasi yang saya datangi, kesan yang saya dapatkan adalah cheerfull, ceria. Saya, keluarga dan orang-orang yang ada di taman itu semua terlihat tersenyum dan menikmati sakura dalam keceriaan.

Selamat menikmati hari libur yang ceria bersama keluarga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun