Mohon tunggu...
Robi Muhammad Affandi
Robi Muhammad Affandi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta dan Penulis Media Online

Hidup adalah tentang bagaimana engkau bercerita, dan bagaimana engkau diceritakan. Karena dengan cerita itulah manusia akan dikenal dalam sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Prince Gubee 3 (Menuju Jalan Keabadian)

14 Agustus 2024   16:13 Diperbarui: 14 Agustus 2024   22:21 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gubee mengangguk. Tak sedikitpun ia tampak ragu memasuki lubang kecil itu. Dan siapa sangka di balik lubang papan itu, ada sesuatu yang tak Gubee ketahui.

Ada perangkap laba-laba yang sangat lengket menyambut Gubee, dan tubuh Gubee terjebak oleh jaring itu. Sayapnya tak mampu lagi bergerak, meskipun ia terus mencoba melepaskan sayapnya dari benang-benang sutra itu. Ia terus meronta, tetapi usahanya tampak sia-sia, karena setiap gerakan justru membuatnya semakin terperangkap. Dan di kejauhan, seekor laba-laba menatap sinis kepadanya.

"bantu aku! Ada perangkap laba-laba disini!" Teriak Gubee meminta pertolongan.

"heeiii..!! kunang-kunang! Aku terjebak!!" Pekiknya lebih keras lagi. Namun kunang-kunang tua tak menghiraukannya.       

Dengan langkah senyap, laba-laba penjaga jaring kematian itu mulai berjalan menghampiri Gubee. Matanya yang dingin, penuh nafsu, mengintai Gubee yang semakin lemah dan tak berdaya.  Seperti ada yang menghisap tenaganya lewat jaring-jaring itu, tubuh Gubee tak mampu berbuat banyak lagi, bahkan meski hanya untuk sekedar berteriak.

Gubee mulai berhalusinasi. Dalam pandangan yang samar, ia melihat sarangnya yang jauh. Ia melihat bunga-bunga yang pernah dihinggapinya, Ia melihat wajah teman-temannya, dan ia juga melihat wajah semut penjaga yang tersenyum dari balik kabut hitam.

 Tubuhnya menggigil, dan antenanya bergerak gelisah, meraba dunia yang tak lagi terasa nyata. Ia semakin terlihat lemah, terperangkap antara hidup dan mati. Pandangannya semakin mengabur, seiring tubuhnya yang menyerah pada kegelapan yang mendekat, membawa akhir dari semua penglihatan itu. Namun dalam sekaratnya yang pedih , ia memohon pada angin malam yang lembut, agar kisahnya tak terhapus begitu saja.

"laba-laba tua! Keluar kau..!!" Terdengar suara kunang-kunang tua menggema kedalam lubang papan itu. Laba-laba penghuni jaring dibalik ujung lubang itupun keluar.

"aku sudah membawakan makanan pengganti untukmu. Sekarang, lepaskan anakku!" Sambung serangga tua itu.

Laba-laba itu menyeringai menampakan giginya yang tajam, lalu kembali lagi kedalam, dan tak lama iapun keluar dengan membawa dua ekor kunang-kunang kecil yang tampak tak sadarkan diri. ( bersambung... )

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun