Mohon tunggu...
Robertus Rimawan
Robertus Rimawan Mohon Tunggu... lainnya -

Jurnalis koran di Manado, penyuka buku dan film. Kunjungi blog saya robertussenja.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ada Wanita Berjilbab di Parade Santa Klaus Manado

12 Desember 2013   21:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:00 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignnone" width="640" caption="Umat Nonkristiani pun ikut memeriahkan Parade Santa dalam event Christmas on The Boulevard Manado, tampak dua wanita berjilbab, umat Muslim ikut berpartisipasi. | Kompas.com/Ronny Adolof Buol"][/caption] ROBERTUSSENJA.COM - Mungkin hal ini hanya ada di Manado bagaimana toleransi umat beragama terbangun baik sehingga meskipun berbeda keyakinan tetap ikut memeriahkan bahkan berpartisipasi di dalamnya. Seperti sebuah berita dari Kompas.com berjudul: Toleransi di Manado, Perempuan Berjilbab Ikut Parade Santa Klaus, menjadi satu contoh konkrit. Parade Santa Klaus yang diselenggarakan oleh Wali Kota Manado, GSV Lumentut, pada Rabu (4/12/2013) lalu menunjukkan sebuah contoh hebat. Bagaimana tampak dalam foto yang diabadikan oleh Ronny Adolof Buol, seorang jurnalis/ kontributor untuk media nasional Kompas, terlihat dua wanita berjilbab ikut memeriahkan parade Santa Klaus. Awalnya saya mendapat foto dari postingan grup BlackBerry, yang akhirnya foto tersebut saya gunakan sebagai profil picture BlackBerry saya. Ternyata ada beritanya di Kompas.com. Fotonya saja membuat saya kagum, apalagi isi beritanya, begitu besar toleransi di Manado sehingga kedua wanita tersebut bersedia untuk ikut dalam parade, dan tak malu menggunakan jilbab. Dua wanita tersebut seolah mewakili apa yang telah saya rasakan ketika berada di Kota Seribu Gereja ini. Soal toleransi memang tak perlu diragukan, sejak tahun 2008 sejak kepindahan saya dari Yogyakarta ke Manado saya sudah mendengar kisah besarnya toleransi dan kerukunan umat beragama di Manado bahkan menyaksikan sendiri bagaimana saat Natal umat Muslim menjaga gereja-gereja, dan sebaliknya, saat Salat Idul Fitri, umat Katolik maupun Kristen juga ikut melakukan pengamanan. Seperti Gerakan Pemuda Ansor Sulut dengan ketuanya Benny Rhamdani, saya kenal betul karena berkawan baik dan sering menjadi narasumber saya. Bagaimana sosoknya memimpin organisasi yang mengedepankan toleransi dan kerukunan. Ia mengaku sudah menyiapkan personel GP Ansor untuk mengamankan perayaan Natal di Sulut, mengenal sosoknya bisa dilihat melalui website pribadinya Branicenter.com. Paduan Suara Umat Muslim di Festival Natal Tomohon Bukan hanya di Manado, gaung kerukunan juga terdengar di Tomohon, sebuah kota beberapa belas kilometer dari Manado, masih bagian dari Provinsi Sulawesi Utara. Dalam sebuah berita di Tribunmanado.co.id berjudul: Christmas For All 2013 di Tomohon, paduan suara umat Muslim turut berpartisipasi dalam Festival Natal di Tomohon. Dalam berita tersebut, tim paduan suara dari Kelurahan Kampung Jawa, seluruh anggotanya umat Muslim. Tim tersebut tampil apik dan kompak menyanyikan lagu Alangkah Indahnya Hidup Rukun dan Damai. Meski kehadiran paduan suara ini memang tidak untuk mengikuti perlombaan antar kelurahan, namun untuk mengisi acara pada saat digelar pembukaan pada Rabu (4/12/2013) lalu cukup membuat khalayak terpana. Foto dan paduan suara tersebut sangat menunjukkan bagaimana umat Muslim memiliki nilai persaudaraan dan toleransi yang tinggi. Indonesia dengan umat Muslim terbanyak di dunia dengan landasan Negara Pancasila bukan berlandaskan agama tertentu, bisa menjadi teladan bagi dunia, bila toleransi umat beragama seperti di Sulawesi Utara bisa diterapkan di seluruh Indonesia. Meski tak dipungkiri ada satu atau dua kasus terkait isu agama di Sulawesi Utara yang sempat saya dengar saat berada di Manado, namun hingga saat ini persoalan-persoalan tersebut bisa diatasi dengan baik. Selama kurun empat tahun saya di Manado dan sebagai pelaku jurnalis saya meyakini Manado bisa menjadi contoh untuk kerukunan dan toleransi umat beragama di Indonesia. Ke depan tak ada lagi berita kekerasan atas nama agama tertentu, tak ada lagi penyegelan tempat ibadah atau penganiayaan terhadap umat dengan aliran keyakinan tertentu. Saya meyakini Tuhan kita sama, Tuhan kita satu hanya jalan dan sarana menuju pada sembah kita pada Tuhan yang berbeda. Lepas dari itu seperti kata Dr Sam Ratulangi, Torang Samua Basudara. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun