Mohon tunggu...
Robertus Benny Murdhani
Robertus Benny Murdhani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Seorang pemburu kuis yang suka menulis. Baca tulisan-tulisan saya di www.kamar-kata.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

LPDP, Harapan Untuk Indonesia Yang Lebih Baik

25 April 2014   20:08 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:12 1431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika teman-teman Kompasianer berpikir tulisan saya ini akan mengulas mengenai pandangan saya akan salah satu tokoh politik atau bakal calon presiden yang akan maju dalam pemilihan Presiden tanggal 9 Juli nanti, maka saya ucapkan maaf karena tidak bisa memenuhi harapan teman-teman semua.

Tanggal 12 April 2014 yang lalu, saya bersama 50 Kompasianer lainnya mengikuti acara Nangkring Bareng Kompasiana dan LPDP. Bertempat di Kantor LPDP, yang beralamat di Jalan Lapangan Banteng Jl. Lap. Banteng Timur No. 1. Jakarta 10710, Gedung A.A. Maramis II Lt. 2 Kementerian Keuangan, kami diajak untuk mengetahui lebih dalam mengenai apa itu LPDP.

Acara dibuka oleh  MC sekitar pukul 09.30. Untuk mencairkan dan menghangatkan suasana pagi yang terasa dingin akibat hembusan AC, MC mengajak Kompasianer yang hadir untuk bermain tebak soal seputar LPDP. Yang bisa menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapatkan hadiah bingkisan dari Kompasiana. Sayang sekali beberapa kali tunjuk tangan, saya tak kunjung juga diberi kesempatan untuk menjawab. Segera setelah MC mengakhiri permainan tebak-tebakannya, presentasi pun dimulai.

MC sedang asyik bermain game bersama para Kompasianer (dok.pribadi)
MC sedang asyik bermain game bersama para Kompasianer (dok.pribadi)
MC sedang asyik bermain game bersama para Kompasianer (dok.pribadi)

Membuka presentasi mengenai apa itu LPDP, Pak Agung Sudaryono membawakan paparan mengenai “Latar Belakang dan Profil Lembaga Pengelola Dana Pendidikan”. Dijelaskan beberapa potensi Indonesia dalam hal sumber daya alam, serta pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat haruslah didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Dibandingkan dengan negara-negara lain, tingkat pendidikan dari sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia masih jauh tertinggal.

LPDP resmi dibentuk di tahun 2012. Meskipun berkantor satu gedung dengan Kementerian Keuangan, namun sejatinya LPDP ini merupakan proyek bersama dari 3 Kementerian, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan Kementerian Keuangan itu sendiri. Sumber dana utama dari LPDP ini adalah berasal dari dana APBN yang dialokasikan sebesar 20% untuk dana pendidikan (sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Tahun 1945), dimana dana tersebut dikelola sebagai dana abadi dan selanjutnya diinvestasikan. Keuntungan dari hasil investasi inilah, yang selanjutnya digunakan untuk layanan LPDP.

Salah satu yang menjadi kelebihan dari LPDP adalah karena sifat dananya dikelola secara BLU dan menjadi dana abadi, sehingga pencairan dananya tidak mengikuti mekanisme pencairan seperti halnya pencairan APBN yang biasanya terkendala waktu. Sehingga keterlambatan pembayaran beasiswa kepada para penerima beasiswa kecil kemungkinannya untuk terjadi.

Salah satu mimpi besar LPDP sebagaimana dikatakan Pak Agung adalah “ke depannya, LPDP diharapkan dapat menjadi sebesar dan sehebat US-Aid dan AusAid”.

Usai pemaparan “Latar Belakang dan Profil LPDP” dari Pak Agung, acara selanjutnya adalah pemaparan mengenai Program Beasiswa oleh Ibu Ratna Prabandari, Kepala Divisi Evaluasi dan Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan, Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan.

Saya akan banyak menyoroti bagian ini, karena menurut saya, bagian inilah yang terpenting dan perlu banyak diketahui teman-teman Kompasianer yang lain.

Secara singkat, program beasiswa LPDP terdiri dari:

1. Program Beasiswa Pendidikan Indonesia, meliputi:

a.   Program Reguler (Magister dan Doktor)

Persyaratan pendaftaran beasiswa ini dapat dibaca secara lengkap di link ini, beberapa diantaranya seperti persyaratan usia maksimal pada saat wawancara untuk pelamar beasiswa Magister adalah 35 tahun, sedangkan pelamar beasiswa Doktor adalah 40 tahun.

Seleksi untuk program beasiswa Magister dan Doktor ini terdiri dari 4 tahap, yaitu seleksi dokumen, seleksi wawancara, Leaderless Group Discussion, dan Program Kepemimpinan.

Berikut beberapa catatan mengenai seleksi program ini:

  • Seleksi dokumen, mulai dari ijazah, TOEFL, essay dan persyaratan dokumen lainnya yang diminta. Pelamar tinggal mengupload dokumen-dokumen tersebut ke website LPDP.
  • Seleksi wawancara, hanya dilakukan empat kali dalam setahun yaitu bulan Maret-April, Juni-Juli, September-Oktober, November-Desember. Pertimbangan dipilihnya periode ini adalah perhitungan intake masuk perguruan tinggi.

Siapa saja yang mewawancara?

- 2 orang akademisi, yaitu Doktor lulusan luar negeri yang kompeten di bidangnya.

- 1 orang psikolog.

  • Leaderless Group Discussion. Disini ada penilaian psikolog dan penilaian lainnya.
  • Program Kepemimpinan. Program ini berisi pembekalan antara lain bagaimana cara hidup di luar negeri, manajemen uang beasiswa, dan ada juga beberapa sesi penilaian dan sesi budaya. Program Kepemimpinan ini secara tidak langsung meningkatkan ikatan antar para penerima beasiswa yang disebut awardee.

Buat teman-teman Kompasianer yang ingin mengunduh brosur lengkap program ini   bisa mengunjungi link ini.

b.      Beasiswa Tesis dan Disertasi.

Persyaratan untuk beasiswa tesis ini antara lain sudah lulus semua mata kuliah yang dibuktikan dengan transkrip, sudah lulus ujian proposal thesis, dan salah satu syarat yang perlu diperhatikan adalah penelitian yang dilakukan oleh pelamar beasiswa tersebut harus bermanfaat bagi orang banyak. LPDP juga melarang orang yang sudah mendapat beasiswa lain yang termasuk biaya thesis/disertasi untuk melamar beasiswa tesis dan disertasi dari LPDP. Tujuannya untuk menghindari adanya double funding.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun