Penjelasanku sangat gamblang dan transparan. Bak sepucuk panah yang terlepas dari busurnya  kata itu mengenai hatinya yang terdalam.  Ia tak bergeming sedikit pun. Sejurus kemudian ia melawan rasa bersalahnya, melompat,  dan menubrukku.  Bragggh ... Kami mengakhiri perang dingin itu . Ia tak lagi meragukan cintaku, setelah cinta yang lain pergi menjauhinya. Dan ia pun mengecup lembut keningku. "Maaf" katanya singkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!