Mohon tunggu...
Robertus Afrianus Nanga Noo
Robertus Afrianus Nanga Noo Mohon Tunggu... Guru - Penulis-Praktisi Pendidikan

Tulislah semua kebaikan di dunia, karena Tuhan telah merancang dengan sempurna untuk kita abadikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelola Sumber Daya

24 Agustus 2024   22:19 Diperbarui: 24 Agustus 2024   22:24 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti pada umumnya sebelum menutup modul 3.2 pemahaman tugas selanjutnya adalah menulis Jurnal refleksi selama dua minggu ini. Pada Jurnal refleksi kali ini saya menggunakan model 4 P  (Peristiwa, Perasaan, pembelajaran, da Penerapan).

1. Peristiwa
Setelah melewati modul -modul  sebelumnya setiap modul diawali dengan membaca dan memahami materi yang ada dalam LMS yang disebut dengan mulai dari diri. Pada kegiatan mulai dari diri CGP diminta menjawab pertanyaan yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan CGP tentang ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam mengelola sumber daya yang ada. Selanjutnya adalah eksplorasi konsep mengenai pengelolaan sumber daya yang didiskusikan dalam forum diskusi bersama CGP lainnya.

 Dilanjutkan dengan ruang kolaborasi bersama fasilitator hebat yang bertujuan untuk menguatkan CGP dalam penguasaan materi yang kemudian diskusi kelompok bersama rekan CGP yang disesuaikan dengan tempat mengajar yang berdekatan. Dalam diskusi kita mengidentifikasi berbagai sumber daya yang dimiliki di wilayah CGP berasal, karena dari Jakarta Barat maka kita mengidentifikasi sumber daya yang berada di sekitarannya  khususnya Kecamatan Cengkareng dan Tamansari.

Adapun hasil temuan kolaborasi kami https://drive.google.com/file/d/1pzWFAEXUmTlF79kHjJC01IRX5ZtbPB_H/view?usp=sharing  
Kegiatan berikutnya demonstrasi kontekstual, di sini CGP diminta mengamati video yang tersedia di LMS kemudian mengidentifikasinya dengan tahapan BAGJA. CGP mengidentifikasi peran pemimpin pembelajaran dari tayangan video dan menganalisis modal utama apa saja yang sudah dimanfaatkan dengan baik. Kegiatan selanjutnya yaitu elaborasi pemahaman bersama instruktur Bu Lisza Megasari. 

Puji Tuhan kami mendapatkan pemahaman tentang pemimpin dalam pengelolaan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki. Setelah diperkaya akan pemahaman melalui kegiatan elaborasi saya menyelesaikan Demonstrasi Konteksual adapun hal yang dapat saya bagikan melalui beberapa pertanyaan tersebut melalui link berikut ini https://drive.google.com/file/d/1mL_1VCarQ9ngJLuBLGc-DE6SemptFnGG/view?usp=sharing    

Hal yang harus dilaksanakan sebelum menutup secara keseluruhan modul ini sebelum menuju aksi nyata iyalah koneksi antar materi dimana CGP mengerjakan tugas mandiri asinkronus. 

Di kegiatan ini CGP menghubungkan materi pada modul 3.2 dengan materi pada modul-modul sebelumnya.
Dan kegiatan terakhir adalah aksi nyata, Pada tahapan akhir dari siklus pembelajaran MERDEKA, CGP diminta mengidentifikasikan sumber daya sebagai aset/kekuatan yang dimiliki sekolah. Identifikasi sumber daya sekolah dilakukan secara kolaboratif  agar semua warga sekolah dapat bersama-sama mengetahui dan memanfaatkannya untuk peningkatan kualitas pendidikan. 

Hasil dan proses pemetaan secara kolaboratif dapat dilaporkan dalam bentuk yang sesuai dengan kreativitas CGP, misalnya berupa foto atau video, dan lainnya. Dokumentasi dari proses ini akan dinilai pada kunjungan pendampingan individu atau PI oleh pengajar praktik pak Binsar.  

2. Perasaan
Setelah mendalami modul 3.2 mengenai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya saya lebih  bersemangat  karena kami didorong menemukan kekuatan dan kekayaan yang dimiliki dari sekitar kita untuk modal pembelajaran. Selain itu melalui  tahapan ini pembelajara saya semakin kaya akan pengetahuan bahwa aset yang dimiliki sekolah tidak hanya berupa barang ternyata aset yang dimiliki sekolah sangat banyak  dan juga pemanfaatannya dalam memajukan sekolah. 

Melalui materi pendekatan berbasis kekurangan/masalah (deficit-based approach) dan pendekatan berbasis aset/kekuatan (asset-based approach) serta tujuh aset utama dalam pengembangan sebuah komunitas. Seorang guru juga merupakan seorang  pemimpi pembelajara yang  mampu memetakan tujuh aset sekolah yang berdampak pada perubahan di sekolah ke arah yang lebih baik dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.

3. Pembelajaran
Pembelajaran selama dua minggu ini sangat pada dan singkat, berawal dengan mengenal  konsep ekosistem, pendekatan berbasis kekurangan/masalah atau disebut juga deficit-based approach dan pendekatan berbasis aset/kekuatan yang disebut dengan asset-based approach. Dimana ekosistem merupakan tata interaksi antara makhluk hidup dan unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan, dan memiliki satu pola hubungan yang saling menunjang pada sebuah teritorial atau lingkungan tertentu.  

Sehingga dengan demikian sekolah sebagai sebuah ekosistem maka sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur tersebut saling berinteraksi sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Adapun yang termasuk dalam faktor biotik yaitu murid, guru, kepala sekolah, staf/tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orang tua murid, masyarakat sekitar sekolah, dinas terkait, dan pemerintah daerah . Sedangkan untuk unsur abiotik yaitu sarana prasarana, keuangan, politik, dan lingkungan alam.

Sehingga berdasarkan hal tersebut kekuatan dapat berdasarkan pendekatan berbasis aset an berbasis kekurangan 

Pendekatan berbasis aset adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer seorang ahli psikologi yang menekinu kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan berbasis aset ini adalah cara praktis menemukan hal-hal positif dalam kehidupan yang memusatkan perhatian pada yang berjalan baik, menginspirasi, yang menjalankan kekuatan ataupun potensi yang positif.

Pendekatan berbasis kekurangan akan memusatkan perhatian pada apa yang menganggu, yang kurang, dan apa yang tidak berfungsi dengan baik. Kekurangan ini mendorong cara berfikir negatif sehingga fokus kepada bagaimana mengatasi semua kekurangan dan yang menghalangi tercapainya kesuksesan. Jika kita hanya fokus kepada kekurangan secara tidak sadar maka kita menjadi tidak nyaman, curigaan yang menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.

Tujuh modal utama ini merupakan salah satu alat yang dapat membantu menemukenali sumber daya yang menjadi aset sekolah yaitu : Modal manusia, fisik, lingkungan/alam. finansial, sosial agama dan budaya, sosial, dan politik. Melalui pembelajaran ini saya menyadari bahwa proses pendekatan aset sangat penting untuk diterapkan di sekolah untuk mengembangkan sekolah ke arah yang lebih baik dengan melakukan perubahan untuk mencapai visi dan misi sekolah yang telah ditetapkan.

4. Penerapan
Melalui modul 3.2 materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, hal yang dapat diterapkan adalah memetakan aset kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh sekolah maupun yang ada di sekitar sekolah untuk diberdayakan dalam pengembangan sekolah kedepannya. Dalam mendalami pemetaan tersebut saya berkolaborasi dengan pihak terkait yaitu ketua yayasan serta rekan kepala unit lainnya, guru, tendik, dan orang tua. 

Kita didorong dapat  memanfaatkan aset sekolah secara optimal dalam pembelajaran sehingga dapat mengembangkan potensi murid secara maksimal. Tidak cukup memanfaatkannya kita juga harus menjaga aset tersebut sebagai kekuatan sekolah yang selalu diperbaharui dan tepat guna yang dapat memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan dan kemajuan sekolah yang berpihak kepada murid dan kemajuan bagi seluruh warga sekolah.

Doc. pribadi CGP Angkatan 10
Doc. pribadi CGP Angkatan 10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun