Sehingga dengan demikian sekolah sebagai sebuah ekosistem maka sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur tersebut saling berinteraksi sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Adapun yang termasuk dalam faktor biotik yaitu murid, guru, kepala sekolah, staf/tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orang tua murid, masyarakat sekitar sekolah, dinas terkait, dan pemerintah daerah . Sedangkan untuk unsur abiotik yaitu sarana prasarana, keuangan, politik, dan lingkungan alam.
Sehingga berdasarkan hal tersebut kekuatan dapat berdasarkan pendekatan berbasis aset an berbasis kekuranganÂ
Pendekatan berbasis aset adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer seorang ahli psikologi yang menekinu kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan berbasis aset ini adalah cara praktis menemukan hal-hal positif dalam kehidupan yang memusatkan perhatian pada yang berjalan baik, menginspirasi, yang menjalankan kekuatan ataupun potensi yang positif.
Pendekatan berbasis kekurangan akan memusatkan perhatian pada apa yang menganggu, yang kurang, dan apa yang tidak berfungsi dengan baik. Kekurangan ini mendorong cara berfikir negatif sehingga fokus kepada bagaimana mengatasi semua kekurangan dan yang menghalangi tercapainya kesuksesan. Jika kita hanya fokus kepada kekurangan secara tidak sadar maka kita menjadi tidak nyaman, curigaan yang menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.
Tujuh modal utama ini merupakan salah satu alat yang dapat membantu menemukenali sumber daya yang menjadi aset sekolah yaitu : Modal manusia, fisik, lingkungan/alam. finansial, sosial agama dan budaya, sosial, dan politik. Melalui pembelajaran ini saya menyadari bahwa proses pendekatan aset sangat penting untuk diterapkan di sekolah untuk mengembangkan sekolah ke arah yang lebih baik dengan melakukan perubahan untuk mencapai visi dan misi sekolah yang telah ditetapkan.
4. Penerapan
Melalui modul 3.2 materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, hal yang dapat diterapkan adalah memetakan aset kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh sekolah maupun yang ada di sekitar sekolah untuk diberdayakan dalam pengembangan sekolah kedepannya. Dalam mendalami pemetaan tersebut saya berkolaborasi dengan pihak terkait yaitu ketua yayasan serta rekan kepala unit lainnya, guru, tendik, dan orang tua.Â
Kita didorong dapat  memanfaatkan aset sekolah secara optimal dalam pembelajaran sehingga dapat mengembangkan potensi murid secara maksimal. Tidak cukup memanfaatkannya kita juga harus menjaga aset tersebut sebagai kekuatan sekolah yang selalu diperbaharui dan tepat guna yang dapat memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan dan kemajuan sekolah yang berpihak kepada murid dan kemajuan bagi seluruh warga sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H