sosial dan emosional (PSE), dapat saya simpulkan pada materi ini perubahan yang signifikan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai pemimpin dalam konteks pembelajaran. Dalam hal pengetahuan, pemahaman akan pentingnya PSE dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman menjadikan peserta didik di manusiakan manusia.
Setelah mempelajari modul 2.2 Â pembelajaranSehubungan dengan hal tersebut, adapun kaitan pembelajaran sosial dan emosional yang telah saya pelajari dengan modul-modul sebelumnya antara lain:
Modul 1.1 dengan modul 2.2: Modul 1.1 menekankan guru untuk membangun motivasi diri dalam proses pembelajaran bermakna yang berpihak kepada murid. Koneksi pada  modul 2.2, duraikan  bahwa menggali motivasi dan membangun pengetahuan yang bermakna memerlukan kemampuan kompetensi sosial emosional yang baik.
Modul 1.2 dengan modul 2.2: Modul 1.2 saya  menjalankan peran sebagai pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas, berbagi praktik baik, serta aktif dalam mengembangkan sekolah. Koneksi pada modul 2.2 menejelaskan pendidikan yang baik adalah pendidikan yang  menjalankan nilai dan peran guru penggerak, kemampuan kompetensi sosial emosional harus diterapkan baik untuk pesertadidik, diri sendiri, maupun rekan sejawat.
Modul 1.3 dengan modul 2.2: Modul 1.3 menekankan bagaimana visi guru penggerak dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Koneski antar materi pada modul modul 2.2 yakni guru dalam membentuk karakter Profil Pelajar Pancasila melalui penerapan pembelajaran sosial dan emosional.
Modul 1.4 dengan modul 2.2: Modul 1.4 menyatakan bahwa budaya positif dapat membangun  peserta didik  yang memiliki kesadaran pada dirinya sebagai siswa. Koneksi pada materi modul 2.2 mengenai kompetensi sosial emosional sangat relevan dengan pengimplementasian budaya positif.
Setelah memahami simpulan serta koneksi antar materi, saya membuat refleksi pada modul 2.2. Sebelum mempelajari modul 2.2, saya berpikir  lingkungan belajar hanya membutuhkan aspek fisik, sehingga cukup dengan menyediakan fasilitas yang memadai seperti meja, kursi, papan tulis dan Jasa atara lain keberadaan guru. Namun, setelah mempelajari modul ini, ternyata lingkungan belajar melibatkan aspek sosial dan emosional  yang tidak kalah pentingnya.
Berikut adalah tiga hal mendasar yang saya pelajari:
- Kesejahteraan Psikologis (Well-being):Â Peserta didik membutuhkan lingkungan yang mendukung kesejahteraan mental dan emosional. Peran guru dan teman sekelas dalam menciptakan lingkungan yang positif dan inklusif sangat penting.
- Kebutuhan Individual dan Dukungan:Â Setiap peserta didik berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Lingkungan belajar harus mampu mengakomodasi keberagaman ini. Dukungan dari pendidik dan teman sejawat mampu membantu peserta didik untuk merasa diterima dan memiliki dorongan untuk belajar.
- Pentingnya Kolaborasi dan Komunikasi: Lingkungan belajar yang baik memfasilitasi kolaborasi antara siswa . Guru dan rekan sejawat perlu berkomunikasi secara efektif untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dalam pembelajaran.
Berkaitan dengan perubahan, berikut adalah beberapa langkah yang akan saya terapkan: - Bagi Murid-murid:Â Mengadakan sesi konseling atau bimbingan untuk membantu peserta didik mengatasi kesehatan mental atau masalah pribadi. Mendorong peserta didik untuk berani berbicara serta terbuka tentang perasaan dan kebutuhan mereka.
- Bagi Rekan Sejawat:Â Berkolaborasi dengan rekan sejawat untuk mengidentifikasi kebutuhan peserta didik secara lebih mendalam. Membentuk tim pendukung yang terdiri dari guru, konselor, dan orang tua untuk memastikan kesejahteraan peserta didik terjaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H