Mohon tunggu...
Robert Parlaungan Siregar
Robert Parlaungan Siregar Mohon Tunggu... lainnya -

Sekarang Pemerhati Indonesia Kekinian.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketua MPR Habis-habis Menangani Investasi Tiongkok di Indonesia

30 September 2015   19:51 Diperbarui: 30 September 2015   20:18 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketua Parlemen Cina Yu Zhengsheng memimpin rombongan anggauta parlemen Tiongkok( Tamu) mengunjungi Indonesia untuk memperkuat kerja sama antar parlemen dan membuka perbincangan mendalam tentang kerjasama ekonomi dua negara.

Ketua MPR memberi sambutan pada waktu Tamu mengunjungi Surabaya. Keesokan harinya Sekretaris Jenderal MPR yang menemani Tamu selama di Jawa Timur mengunjungi beberapa pabrik.

Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan menerima kunjungan Ketua Parlemen Yu Zhengsheng di kantor MPR RI, 27/9/2015.
Hari terakhir dari kunjungan tamu, ditutup dengan jamuan makan malam dimana MPR bertindak sebagai tuan rumah. Hadir juga Perhimpunan Pengusaha Indonesia dan Tionghoa (Perpit), 28/7/2015.

Ketua MPR terkesan bertindak sebagai pemegang peran utama dalam investasi Tiongkok di Indonesia.

Tugas dan wewenang MPR, disingkat:
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan atau Wakil Presiden.
3. Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden dan atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya ………..
4. Memilih Presiden atau Wakil Presiden pengganti sampai terpilihnya Presiden dan atau Wakil Presiden sebagaimana mestinya.

Investasi Tiongkok di Indonesia bukan tugas Ketua MPR

Kegiatan Ketua MPR menangani Investasi Tiongkok di Indonesia semakin intens
Ketua MPR kemudian membalas kunjungan DPR Tiongkok dengan berkunjung ke Tiongkok, 18/9/2015. Seminggu kemudian Ketua MPR memberi sambutan pada World Chinese Entrepreneurs Convention ke-13 di Nusa Dua, Bali 26/9/2015( selanjutnya kita sebut Konferensi Bali) dan dilanjutkan pada Hari Ulang Tahun Republik China yang ke-66 di Jakarta 28/9/2015.

Ketua MPR RI memuji-muji Tiongkok
Pernyataan-pernyataan Ketua MPR yang memuji Tiongkok tetapi cenderung merendahkan Indonesia:
• Indonesia harus lebih agresif dalam memanfaatkan potensi ekonomi dan politik yang dimiliki Tiongkok.Jika tidak, Indonesia akan terus tertinggal dengan negara-negara lain yang memiliki hubungan serta kerja sama yang baik dengan Tiongkok, seperti Malaysia dan Singapura.

Benarkah Indonesia dapat maju hanya jika bekerja sama dengan Tiongkok?


• Pada tahun 80-an, Tiongkok dan Indonesia hampir sama. Tetapi, sekarang Indonesia tertinggal jauh.

Tidak pantas diucapkan didepan Orang Asing


• Di depan pengusaha Tiongkok Ketua MPR mengagumi kemajuan yang diraih negara Tirai Bambu itu. Saya baru pulang dari Tiongkok. Kemajuan Tiongkok sangat pesat.Tiongkok sudah bisa membuat kapal induk, pesawat terbang, kereta api cepat. "Mereka maju karena berpikir maju, berperilaku seperti negara maju.

Catatan: Negara maju memuji Negara yang kurang maju adalah hal biasa, basa basi dalam pergaulan diplomasi internasional. Entah apa sebutannya bagi Indonesia yang memuja Negara yang lebih maju, Tiongkok?

Mungkinkah Bangsa Indonesia tergolong Bangsa yang Jujur? Ataukah Bangsa yang Rendah Hati?

Pernyataan yang kurang sreg
Pancasila dan keramahan rakyat Indonesia, terkesan dijual murah:
• Dalam sambutannya di Konferensi Bali, Ketua MPR Zulkifli Hasan meminta pengusaha Tiongkok tidak khawatir berinvestasi di Indonesia karena Indonesia memiliki Pancasila yang mengandung nilai cinta kasih.

Pancasila yang digali oleh ayahanda dari Ibu Megawati( hadir). Inti dari Pancasila adalah cinta kasih. Kalau diperas, Pancasila berarti gotong royong dan kekeluargaan. Indonesia sedang dalam proses kematangan demokrasi. Demokrasi Indonesia matang, rakyatnya ramah.

Ketua MPR tidak perlu membela diri begitu hais-habis seolah mengatakan: Jangan mengira kita bangsa Barbar

Konferensi Bali dihadiri Wakapolri Jenderal Budi Gunawan dan Kabareskrim
Ketua MPR meyakinkan Pengusaha Tiongkok bahwa paham Pancasila menjamin keamanan Pengusaha Tiongkok untuk berinvestasi di Idonesia. Ditambah lagi kehadiran Mantan Presiden Megawati, putri dari penggali Pancasila yang disebut diatas.
Apakah kehadiran 2 tokoh Polri yang disebut diatas bentuk nyata dari jaminan keamanan yang dimaksud Ketua MPR?

Sambutan Chairman All-China Federation of Industry and Commerce
Chairman mengakhiri sambutannya dengan sederhana dan anggun: Meskipun kita masing-masing jauh di mata, tetapi memandang bulan terang yang sama dan masih tetap dekat di hati.
Chairman menunjukkan kematangannya sebagai Negarawan, sambutan yang anggun, tidak merendah, tidak merendahkan.

Ketua MPR menunjukkan kesungguhannya menangani Investasi Tiongkok di Indonesia
Masih bulan ini kita dikejutkan oleh kesibukan Ketua DPR menangani investasi Amerika Serikat di Indonesia, terutama investasi Donad Trump

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun