Pagar Tembok Tinggi
Mr Smart pada waktu mendirikan rumahnya, memasang Pagar Tembok sedikitnya 5 meter tingginya, 4 kali tinggi yang diizinkan Perda.
Pagar Tembok Tinggi memberikan Pesan yang jelas: Saya , Mr Smart tidak perduli pada adat kebiasaan kamu yang kamu sebut Gotong Royong. Kita hidup masing-masing ( istilah orang Betawi).
Warga yang merasa Pagar Tembok tinggi itu tidak pantas, ingin memisahkan diri, melapor ke Kelurahan. Mobil Dinas mungkin dari Pegawas Bangunan mengukur Tinggi tembok, dan masuk ke Rumah Mr Smart. Menurut Warga, Petugas kemudian keluar rumah dengan tertawa-tawa. Tembok Tinggi tetap tinggi.
Disini Mr Smart menunjukkan kejeniusannya. Melanggar Peraturan tetapi justru berakhir dengan Posisi Kuat. Mungkin di Indonesia teknik melanggar peraturan untuk memperkuat posisi sudah baku .
Pohon bambu dan pohon rindang lainnya
Sekeliling rumah, menempel pada tembok bagian dalam, Mr Smart menanam Pohon Bambu dan Pohon Rindang . Sekarang tinggi pohon-pohon itu mencapai 15 meter.
Warga yang tinggal berbatasan dengan Mr Smart merasa terganggu oleh pohon-pohon tinggi tersebut. Daun dan Ulat yang berjatuhan dari pohon-pohon itu, mengotori halaman dan genteng rumah mereka. Apalagi daun-daunan dari pohon bambu masuk kecelah-celah genting, mengakibatkan kebocoran.
Pohon yang lebat berderet juga mengurangi aliran udara dan sinar matahari masuk rumah warga.
Panjang Pagar Tembok pada sisi kiri, belakang dan kanan, jika dijumlahkan mungkin 300 meter, bersebelahan dengan sekitar 40 rumah warga.
Karena mereka mengeluh, saya bertanya mengapa Warga tidak berunding dengan Mr Smart, kan bertetangga.
Silaturahmi waktu Selamatan Masuk Rumah
Pak Haji bercerita bahwa dia dan 2 tokoh warga lainnya diundang pada waktu Selamatan Masuk Rumah Baru. Ketiga Warga yang diundang, diperkenalkan oleh Pengacara( dari Mr Smart) pada beberapa Tamu yang hadir. Tamu-tamu yang diperkenalkan maupun tamu-tamu lainnya adalah Orang-orang berkuasa, demikian penilaian ketiga Warga yang diundang. Sebutan mereka: Bekingannya dong.