Mohon tunggu...
Robert Parlaungan Siregar
Robert Parlaungan Siregar Mohon Tunggu...

Sekarang Pemerhati Indonesia Kekinian.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dibalik Jembatan Selat Sunda

24 Mei 2013   05:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:07 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini dipicu oleh simpang siurnya pelaksanaan Proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) dan pernyataan Hatta Rajasa mengenai pengangkatan  Chatib Basri menjadi Menteri Keuangan.

Pernyataan Hatta Rajasa, ringkasan:

1. Chatib Basri tidak banyak waktu buat melakukan proses belajar dan penyesuaian diri. Dapat langsung bekerja karena dia nggak asing.

2. Menko Perekonomian Hatta Rajasa berharap dengan terpilihnya Menteri Keuangan baru Chatib Basri, proyek JSS ini bisa lancar.

Tersirat bahwa Chatib Basri diangkat jadi Menteri Keuangan (menggantikan Agus Martowardoyo) dengan syarat bahwa Chatib hanya menjalankan apa yang digariskan, terutama melancarkan proyek JSS

Apakah JSS itu?

Jembatanyang melintasi Selat Sunda sebagai penghubung antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Menurut rencana panjang JSS ini mencapai panjang keseluruhan 29 kilometer dengan lebar 60 meter.

PT Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS), kata Tomy Winata, merupakan perusahaan konsorsium yang melibatkan Grup Artha Graha, Pemerintah Provinsi Banten, dan Pemerintah Provinsi Lampung. Perusahaan ini menjadi pemrakarsa proyek Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (KSISS) . JSS merupakan bagian dari KSISS.

Pandangan Agus Martowardoyo tentang JSS

Sebagai  Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengusulkan revisi Perpres Nomor 86 Tahun 2011 tentang Kawasan Strategis Infrastruktur Selat Sunda. Agus mengusulkan agar pembiayaan jembatan yang memakan biaya sekitar Rp 100 triliun itu dibiayai APBN. (Usulan itu akan mengeliminasi Pemda Banten-Lampung dan Artha Graha Network untuk menggarap proyek pembangunan jembatan ini)

Agus Marto pernah berpandangan proyek JSS ini belum terukur dengan jelas risikonya.  Sehingga dia sebagai anggota Tim 7 pembahas proyek ini, belum bisa memberi persetujuan.

Pandangan Menko Hatta Rajasa

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pendanaan mega proyek JSS itu hanya dimungkinkan lewat investasi swasta. Swasta yang terlibat selama ini Grup Artha Graha.

Joko Kirmanto

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan pemerintah akan segera melanjutkan proyek JSS yang sempat tertunda pada masa Menteri Keuangan Agus Martowardojo. Pembiayaannya menjadi kolaborasi dari badan usaha milik negara dan pihak pengusul, yakni Pemda Banten-Lampung dan Artha Graha Network.

Joko Kirmanto menunjukkan kecerdasannya dengan usul di atas. Proyek dapat dilaksanakan dan semua pihak terpuaskan: Artha Graha Network,, Hatta Rajasa dan BUMN.

Proyek membangun Indonesia terasa sebagai arisan, sekaligus menunjukkan prinsip keuangan yang maha kuasa, dan bukan untuk sebesar besar kemakmuran rakyat yang dianggap ukurannya tak jelas.

Proyek Jembatan Selat Sunda Sesat Pikir

Daniel Moh Rosyid, Guru Besar Riset Operasi dan Optimasi Department of Ocean Engineering, ITS Surabaya, mengatakan, pemerintah seolah tidak mampu membayangkan sebuah visi tanpa pertumbuhan ekonomi. Dan, untuk tumbuh membutuhkan investasi infrastruktur besar-besaran.

Sesat pertama, JSS dijadikan alasan bagi penggantian layanan feri penyeberangan Merak-Bakauheni yang buruk saat ini. Padahal, layanan penyeberangan yang buruk saat ini adalah akibat dari kebijakan perhubungan yang didikte oleh industri mobil dan dominasi jalan at all costs sehingga menelantarkan angkutan umum, termasuk yang berbasis rel dan penyeberangan.

Sesat kedua, JSS adalah kelanjutan dari solusi jalan dan mobil pribadi yang telah mendominasi kebijakan transportasi nasional sejak Orde Baru, terutama dengan bantuan Jepang.

Dominasi moda jalan pribadi ini telah membunuh angkutan umum moda transportasi rel dan sungai di Jawa maupun luar Jawa.

JSS ini juga akan membunuh moda feri penyeberangan seperti yang telah dilakukan oleh Jembatan Suramadu.

Pertanyaan yang sangat mengganggu

Apakah mutasi Agus Wardoyo menjadi Gubernur BI diakibatkan perbedaan tentang keikut sertaan swasta dalam proyek JSS ini?


Mudah-mudahan  Chatib Basri sebagai Menteri Keuangan baru, yang tidak diberi kesempatan belajar, tetap berdiri dan bertindak sesuai dengan pendiriannya dan kepentingan bangsa Indonesia.


Apakah yang dikejar oleh  Petinggi Bangsa ini?

Bangsa ini tidak menyaksikan pertikaian tentang pembangunan  Jembatan Selat Sunda sebagai persaingan untuk berbuat kebajikan

Bangsa ini menyaksikan Petinggi bangsa dengan penuh semangat dan penuh intrik,  bermain  akrobat mempertentangkan kepesertaan dalam proyek.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun