Tiga , dari sekian banyak berita tentang bawang putih, yang menimbulkan  kemarahan bangsa Indonesia:
1.     Kementerian Perdagangan mengakui harga bawang putih  mencapai 60.000 per kilogram, harga normaldipatok Rp 5.000 per kilogram.
2.     Menurut Badan Pusat Statistik pada  tahun  2012, Indonesia mengimpor 415 ribu ton bawang putih.
3.     Produksi lokal hanya mampu melayani 5% kebutuhan pasar nasional.
Bermunculanlah  slogan seperti Kedaulatan Pangan Nasional dan  Negara Agraris harus swasembada hasil pertanian.
Merugikan Negara dengan berlindung dibalik slogan diatas
Kementerian Pertanian
Menurut Wamentan harga bawang putih impor sekitar Rp 10.000 per kg. Petani bawang putih kita inginnya harga bawang putihnya dijual Rp 17.500-20.000 per kg. Dengan tarif bea masuk dinaikkan menjadi 50 persen pun, harganya juga hanya menjadi Rp 15.000 per kg. Jadi meski kita naikkan tarif bea masuknya, kita masih jebol juga
Jika harga rata-rata bawang selama 12 bulan terakhir adalah Rp 40.000/kg, maka Importir dan Pedagang bawang putig mendapat keuntungan "tidak wajar" sebesar Rp (40.000 -10.000) = Rp 30.000/kg atau Rp  12.5 triliun dalam setahun( 415 ton x Rp 30.000/kg).
Pesan yang diterima Bangsa Indonesia: Bukan urusan kami  Negara   kehilangan Bea Cukai sebesar Rp 12,5 triliun.
Pemerintah harus mengenakan Bea Masuk yang sesuai agar Importir dan Pedagang hanya menikmati "keuntungan waja".
Kementerian Perdagangan
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menduga adanya keterlibatan Menteri Perdagangan dalam kartel bawang putih.
Menteri Perdagangan tidak kalah menarik waktu menyatakan Kementerian Perdagangan menyatakan pemberian izin impor bawang putih sudah tepat, dan sesuai dengan prosedur yang ada.
Pada kesempatan lain Menteri Perdagangan menyatakan harga bawang putih mencapai 60.000 per kilogram, harga normaldipatok Rp 5.000 per kilogram.
Sejalan dengan perhitungan diatas, jika harga rata-rata bawang selama 12 bulan terakhir adalah Rp 40.000/kg, maka Importir dan Pedagang bawang putih mendapat keuntungan "tidak wajar" sebesar Rp (40.000 -5.000) = Rp 35.000/kg atau Rp  14.5 triliun dalam setahun( 415 ton x Rp 35.000/kg).
Pesan yang diterima Bangsa Indonesia:: Kami bekerja sesuai prosedur. Bukan urusan kami  Negara  kehilangan Bea Cukai sebesar Rp 14,5 triliun.
Apakah Bawang Putih mempunya Keuntungan Komparatif
Secara sederhana: Keunggulan komparatif akan tercapai jika Indonesia mampu memproduksi bawang putih lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Hasanudin Ibrahim : penurunan produksi bawang putih dikarenakan bawang putih merupakan tanaman musiman yang hanya tumbuh di ketinggian diatas 1000 m diatas permukaan laut. Lahan seperti ini di Indonesia terbatas.
Pemerintah diantaranya perlu membenahi sistem perbenihan, fasilitas pergudangan, riset varietas bawang putih unggul, sehingga dapat ditanam di dataran menengah bahkan rendah.
Anggaran Belanja Departemen Pertanian
Berita tentang besarnya Anggaran Depertemen Pertanian:
1.     Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia mengkritik Kementerian Pertanian yang memiliki anggaran besar, namun produk bawang putih impor bisa mendominasi pasar dalam negeri hingga 95 persen.
2. Komisi IV DPR menerima usulan tambahan anggaran sebesar Rp 2,44 Triliun. Kementerian Pertanian (Kementan) memperkirakan kebutuhan anggaran pengembangan hortikultura tahun ini mencapai Rp1 triliun.
3.     Khusus untuk pengembangan bawang putih, Kementan tahun ini membagikan bibit bawang putih gratis sebanyak 300.000 ton. Bibit bawang putih tersebut akan dipergunakan untuk luas area 20.000 hektar yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia.
4.     Untuk mengurangi ketergantungan impor, Kementerian Pertanian memiliki roadmap yaitu menambah 1.000-2.000 hektare lahan untuk ditanami bawang putih. Dengan tambahan lahan itu, Suswono berharap produksi bawang putih bisa ditingkatkan secara maksimal.
Apakah anggaran tersebut diatas dimanfaatkan untuk Lahan dan Benih yang sesuai untuk Bawang Putih?
Menuju Negeri Penghasil Bawang Putih Sekadar Mimpi?
Penambahan Lahan dan pemakaian Benih yang tidak sesuai untuk Bawang Putih akan   memperbesar porsi impor.
Belum lagi akibat dari pertambahan penduduk, peningkatan taraf hidup, perubahan iklim, berkurangnya lahan yang cocok untuk bawang putih dan kurangnya minat anak muda terdidik menjadi petani.
Bacaan:
http://www.merdeka.com/uang/swasembada-bawang-putih-pun-indonesia-sulit.html
http://economy.okezone.com/read/2013/08/13/320/849148/soal-bawang-putih-gita-siap-diadu-dengan-kppu
http://nasional.inilah.com/read/detail/1974086/anggaran-hortikultura-2013-capai-rp1-triliun#.UiW6IjdIegM
http://www.jurnas.com/news/36262/Produksi_Bawang_Putih_Lokal_Terus_Turun/1/Ekonomi/Ekonomi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H