[caption id="attachment_333030" align="aligncenter" width="560" caption="Iklan di harian Kompas 29/10/14"][/caption]
Dalam iklan diatas, Menteri PU dan Perumahan Rakyat (Men PU-Pera) Basuki menekankan bahwa Kemen PU-Pera menjalankan visi misi pemerintahan Jokowi-Jk. Disusul kata-kata bijak seperti kuncinya adalah Nawacita dan Trisakti.
Dalam berbagai pernyataannya Men PU-Pera Basuki tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa Kemen PU-Pera berkonsultasi dengan Kementerian Pertanian(Kementan).
Bersinergi dengan Kementan
Pada waktu kampanye Jokowi menyebut 25 Waduk Baru akan dibangun dalam masa pemerintahannya. Para ahli berdiam diri seolah membenarkan bahwa pembangunan Waduk Baru merupakan jawaban paling jitu dalam mencapai Kedaulatan Pangan.
Mentan sebagai yang paling berkompeten dalam pencapaian Kedaulatan Pangan menyebutkan bahwa Kementan akan fokus mendukung dari aspek pengawalan dan penyampaian teknologi kepada petani.
Kementan juga akan memperkuat penyuluhan pertanian. Akan ada satu penyuluh untuk setiap desa.
Mentan tidak pernah secara spesifik menyebut kebutuhan waduk baru. Apalagi dimana waduk baru harus dibangun.
Presiden Jokowi perlu segera memerintahkan Menko Bidang Perekonomian untuk mengadakan rapat koordinasi dan menentukan langkah-langkah yang perlu/harus diambil dalam mencapaiKedaulatan Pangan.
Rapat koordinasi dimana Mentan bertindak sebagi Panglima.
Presiden SBY perlu menunjukkan bahwa semua pihak harus mendukung Mentan.
Menteri-menteri berikut perlu merupakan bagian dari Tim, aktif mendukung Mentan, yaitu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri PU-Pera, Menteri Agraria dan Tata Ruang.
Karena banyaknya alih fungsi lahan( dari lahan pertanian menjadi perumahan, pabrik dan mal), maka Menteri Dalam Negeri perlu diikut sertakan.
Waduk vs Hulu
Pembangunan Waduk baru, tergolong "Proyek" yang digandrungi apalagi oleh para Pengusaha.
Mengeruk waduk hingga kapasitasnya dapat dipertahankan, tidakdiminati.
Pernyataan Jokowi tentang pembangunan 25 Waduk Baru, "diartikan" bahwa waduk lah yang paling berperan dalam mencukupi air untuk pertanian.
Menanami kembali hutan sama sekali bukan "proyek' andalan.
Banyak sedikitnya air untuk pertanian lebih ditentukan oleh kondisi Hulu. Hulu yang sehat akan memastikan cukup air dimusim hujan dan mengalirkannya secara perlahan-lahan ke hilir( lokasi sawah dan daerah pertanian lainnya), sehingga sepanjang tahun air mengalir di sungai-sungai sampai ke daerah pertanian.
Waduk hanya menyimpan air diwaktu musim hujan. Gundulnya hulu mengurangi banyaknya air yang mengalir ke waduk, berarti berkurangnya air yang mengalir ke daerah pertanian.
Menenami kembali hulu juga jauh lebih murah dari membangun Waduk Baru.
Membuka Lahan Pertanian( baru)
Membuka Lahan Pertanian (baru) juga merupakan " proyek" yang disukai.
Mempertahankan lahan lama, jauh lebih murah dari membuka lahan baru.
Mempertahankan lahan lama juga berarti mempertahankan kehidupan dan mata pencaharian petani.
Menterlantarkan lahan lama berakibat petani kita dari miskin menjadi sangat miskin.
Pengarahan dan perintah Presiden Jokowi
Keputusan rapat koordinasi diatas sangat dinanti-nantikan agar seluruh bangsa tahu langkah yang akan diambil. Rakyat perlu diajak mendukung semua langkah yang disepakati.
Presiden berdasar hasil keputusan rapat koordiansi diatas, memberikan perintah/pengarahan dan semua aparat kementerian hanya memiliki tiga pilihan yaitu Bekerja, Bekerja dan Bekerja.
Presiden Jokowi sebaiknya tidak lagi memberikan pernyataan teknis seperti membangun 25 waduk baru atau membuka 1 juta hektar lahan baru.
Pernyataan teknis seperti diatas hanya akan ditunggangi oleh pencari keuntungan untuk kepentingan pribadi dan kelompok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H