Kepulauan Flores di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi kawasan pilot project. Karena itu, identifikasi spesies dan jamur penghasil gaharu sudah diproses di IPB dan LIPI. Teknik pembenihan, inokulasi, destilasi, dan pemasaran ke manca negara sedang diberdayakan.
GAHARU dan BUKAN GAHARU
Patut dicatat bahwa tidak semua pohon penghasil gaharu mampu menghasilkan gubal gaharu kelas tinggi dan dibutuhkan pasar. Ada gaharu berkategori 'gaharu palsu' (black magic wood atau BMW) dan 'gaharu imitasi' (fake). Karena itu, KOMPIGAR hanya mengembangkan gaharu bergenus aquilaria sp dan gyrinops sp, yang terbukti bernilai tinggi. Kedua genustersebut memiliki kadar gaharu tertinggi dan disukai pembeli mancanegara, khususnya Timur Tengah.
 Karena itu, genus aquilaria sp yang sedang dikembangkan yakni aquilaria malaccensis, aquilaria agallocha, aquilaria secundana, aquilaria filaria, aquilaria beccariana, aquilaria hirta, aquilaria microcarpa, dan aquilaria crassna.
Sedangkan genus gyrinops sp terdiri dari gyrinops versteegii, gyrinops rosbergii, gyrinops moluccana, dan gyrinops cuimingiana. Jadi, ada 12 spesies yang akan dilestarikan.
 Semua spesies pohon penghasil gaharu bisa tumbuh di lahan basah dan lahan kering—dari dataran rendah hingga 1000 meter di atas permukaan laut (dpl). Walaupun berkategori tanaman tahan kekeringan, hidup di bawah naungan, seperti di bawah palem, pakis, mahoni, pisang, dan lainnya yang membutuhkan kelembaban merupakan tempat ideal bagi gaharu.
 Bibit gaharu jenis gyrinops versteegii dan gyrinops rosbergii sedang ditumbuhkan di Flores, Kalimantan, Sumatera, dan Jawa dengan harga variatif antara Rp. 7.500- s/d Rp. 20.000/polibag. Setiap hektar dapat ditanam sekitar 500 s/d 1000 pohon gaharu dengan jarak 3 m x 3 m. Usia pohon 7 tahun s/d 9 tahun mampu menghasilkan gubal sekitar 2 kg kelas 'super' setiap pohon.
MENENTUKAN HARGA GAHARU
 Penentuan harga bergantung pada kualitas gaharu—warna, aroma, kandungan minyak. Gaharu kualitas rendah dijual Rp. 5 juta per kg. Sedangkan gubal gaharu berwarna hitam—kualitas terbaik—dijual Rp. 15 juta s/d Rp. 20 juta per kg, bahkan Rp. 100 juta per kg. Fantastik!
 Menanam pohon penghasil gaharu dan menghasilkan banyak gubal diperlukan perawatan khusus, ilmu memadai, serta kajian akademis. Saat pohon gaharu berumur sekitar 5 tahun s/d 7 tahun, pohon tersebut disuntik dengan jamur (inokulum) penghasil gaharu.
Hingga kini, fusarium sp (dengan 8 spesies) adalah jamur penghasil gaharu paling cepat. Setiap pohon minimal memerlukan satu ampul jamur fusarium sp. Spesies inokulum teraktif yakni fusarium lateritium dan fusarium popullaria.
IDENTIFIKASI JAMUR GAHARU
 Identifikasi jamur akan dilokalisasikan dari spesies pohon penghasil gaharu yang berada di lahan tersebut, bukan diadopsi dari luar lokasi tersebut. Jika tidak, maka pohon tersebut akan membusuk, karena mendapat inokulasi jamur dari locus (tempat) lain, yang bisa saja terinfeksi mikroba antar pulau, yang merusak produksi pohon itu sendiri.