Secara pribadi, saya dan Serry menghaturkan limpah terima kasih kepada Primus Dorimulu, yang dengan berbagai cara tak kenal lelah dan memiliki networking luas, membuat event ini semakin mendunia, yang adalah milik Pemerintah Propinsi NTT---dari ide sederhana di Danga dan pondok sawah Marapokot, Flores Tengah.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dari Union Cyclicte Internationale (UCI) khususnya Jamaludin Mahmood dan Indonesia Grand Prix (IGP), seperti Velayutham Munusamy, Inge Milasari Sanjaya, Ridwan Hadi, Yasinta Sabarani, Udiantoro alias Mbah Udiq, Lukman Hakim alias Dora, yang bersedia ke Flores melakukan race route survey dari Larantuka hingga Labuan Bajo, agar sesuai standar Badan Pesepeda Dunia.
Juga kepada Hendri Karnoza dan Shintaro Situmorang dari Kementerian Pariwisata dan Eko Ikhsanto dan Jian dari Kementerian Perhubungan, yang turut dalam race route survey di Flores. Dan juga, kepada dua fotografer profesional kami, Irwin Ferdiansyah dan Yehta.
Kami bersyukur memiliki senior seperti Primus, yang dengan ‘mata elang’ ala wartawan, mampu menyorot jauh akan dampak sebuah event, apalagi sport tourism seperti Tour de Flores, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara, seperti yang terjadi dengan Tour de Ijen Banyuwangi dan Tour de Singkarak Sumatera Barat, yang bisa mendongkrak pendapatan daerah hingga triliunan rupiah dari beberapa miliar saja sebelum event diselenggarakan. Demikian kilas balik tentang kisah lahirnya “Tour de Flores.”
Welcome to Flores---EXPLORE The WONDERFUL Land---Jelajah Pesona Flores.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H