Mohon tunggu...
Robert Bratantyo
Robert Bratantyo Mohon Tunggu... -

story & song writer, musician, entrepreneur,

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Eureka! (Semua Tak Berujung)

26 Juni 2010   15:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:16 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mencoba memperbaiki keadaan yg sudah lama usang

Tanpa mengharapkan suatu yang baik seperti sedia kala..Kebahagian yang hancur karena sebuah kejujuran..Berujung dengan sebuah penyesalan tanpa batas dan tidak berujung..Menyesal bukan karena suatu perkataan benar tapi mengapa kejujuran itu terungkap kalau semuanya akan menghacurkan jiwa dan batin diri..Memang tidak ada yang mengerti dengan maksud dari sikapku itu..Selalu yang kuterima kalau aku ini sangat tidak berhati dan tidak komitmen..Selalu tersenyum caraku melihat dan mendengar semua itu..Tersenyum terhadap masa-masa yang akan rapuh.
Terlihat keemosianku ini dihadapannya kadang membuat semuanya berjalan menuju sebuah kehancuran akan sebuah kisah..Marahku bukan hanya sekedar pelampiasan emosi tanpa tanggung jawab,namun itu sebuah kesedihan terhadap kepribadian orang yang kusayang selama ini..Aku selalu dinilai memojokan dan selalu memojokan dirinya..Sekali lagi,aku hanya bisa tersenyum dengan kesalahpahaman sikapku ini..Sebuah pengharapanku agar ia dapat sadar akan semuanya ini..Ditanggapi dengan kedewasaan diri tanpa ada paksaan untuk merubah suatu pribadi yang kokoh dangan keagungan akan sebuah Kehidupan
Tidak ada ruang dan waktu yang diberikannya oleh ku..Semuanya dinilainya tidak berguna dan selalu menyulitkan..Terasa percuma bila hal itu kuceritakan karena memang sudah tidak berbentuk dengan sempurna seperti yang pernah terjadi..Sekali lagi,aku hanya bisa tersenyum melihat masa-masaku yang rapuh..Bagiku tidak ada “terlambat” karena aku pun belum mengalami kematian..Kematian dalam jiwa,raga, dan hati.
Sekarang, hanya sebuah perjalanan menuju kehancuran yang kurasakan..Merasakan pergulatan batin tak berujung tanpa air mata..Hati akan berdamai bila semua yang kuimpikan akan kuraih kembali dengan bahagia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun