Mohon tunggu...
Roberta F
Roberta F Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sitou Timou Tumou Tou

Setelah lulus dari rutinitas pekerjaan dibidang IT B2B, Korporasi dan Media Periklanan, yang bukan jurusan utama saya ketika saya kuliah di Stikom Swasta populer di Jakarta ini, jurusan Komunikasi Massa. Namun, bawaan ilmu komunikasi massa terutama journaling, marketing dan networking masih saya geluti.Semoga bisa diterima di komunitas kompasiana in dan bermamfaat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jepang Lagi

4 Desember 2020   16:58 Diperbarui: 4 Desember 2020   17:02 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

6. Kapasitas benak, energi, dan waktu kita terbatas, Umur manusia tidak pasti. Yang pasti adalah waktu yang singkat itulah  dan kita sebetulnya bisa melakukan banyak hal yang bermamfaat dan mengurangi hal-hal yang minim mamfaat. Salah satunya adalah dengan membuang atau menghapus barang-barang yang dirasakan membebani hidup kita. 

7. Singkiran satu barang sekarang juga, menyingkirkan barang yang sudah terbiasa kita pandangi atau kita lihat memang butuh keikhlasan dan kemauan yang kuat, namun bukan berarti Anda harus menunggu moment untuk hal itu bukan?  Lakukan sekarang di mulai dengan membuang barang-barang yang kecil yang menumpuk lebih dari bertahun tahun dan setelah disingkirkan jangan dipikirkan lagi tapi bersuka citalah bahwa potensi keribetan sudah kita minimalisasikan bukan ? 

8. Tidak ada satu barang pun yang akan membuat kita menyesal setelah kita membuangnya, Jangan pernah menyesali suatu perbuatan yang baik. Punya koleksi Tupperware numpuk? Gelas kaca? Tumpukan perabot masak yang hampir sama?Koleksi benda antik atau baju antik atau perabotan antik ? Pertanyaannya adalah apakah barang-barang itu setiap harinya Anda gunakan hingga satu dua dan sepuluh tahun ke depan? Ingatkan diri sendiri bahwa Anda tidak akan menyesali barang yang dibuang/ disingkirkan. Tak satupun... kata Sasaki.  

9. Mulailah dengan membuang barang yang jelas-jelas merupakan sampah, singkirkan barang-barang yang jelas-jelas merupakan sampah. Salah satunya adalah tumpukan perabotan, koran atau majalah bekas?  

10. Kurangi pemilikan barang-barang”kembar”, banyak orang yang memiliki barang kembar. Baju setipe beda merek A, B, hingga Z di beli semua. Kurangi pemilikan barang-barang serupa / kembar.  Selektif dengan menggunakan pertimbangan Anda sendiri. Bijaksana jauh lebih bermamfaat. 

Demikian baru beberapa tips saja yang dijelaskan oleh Sasaki di bukunya Goodbye Things. Masih banyak lagi hal yang saya rasakan sepikiran dengan pemikiran Sasaki yaitu :

- Buang barang yang sudah setahun mengganggur. 

- Bedakan keinginan dengan kebutuhan (Pengetahuan yang wajib saya tularkan kepada anak anak sedini mungkin). 

- Biarkan ruang “tak terpakai” tetap kosong. 

- Tidak perlu memikirkan nilai uang yang sudah dibelanjakan untuk sebuah nilai barang/ benda (apakah bermamfaat? pikirkan kembali) . 

- Hindari sifat stokiest (serba stok). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun