Mohon tunggu...
Robert Sinuhaji
Robert Sinuhaji Mohon Tunggu... -

Suami dari Mita Ginting, ayah dari Bunga dan Theresa. Pengusaha, penulis, pemilik rumah buku, petani, dan petualang. Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan Japan International Cooperation Agency.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jalan Salib

17 April 2014   18:28 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:33 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti kata Pilatus, “Tidak ada suatu kesalahan pun yang kudapati pada-Nya yang setimpal dengan hukuman mati.” Namun, kenapa Yesus rela diludahi, dicambuk, ditampar, diolok-olok, bahkan digantung sampai mati di kayu salib? Kenapa Yesus tidak menghindar dari penyaliban yang bagi orang Yahudi merupakan cara yang terkutuk untuk mati?

Terlepas dari adanya konspirasi di antara pemimpin bangsa Yahudi yang menyebabkan Yesus disalibkan, dalam perspektif Alkitab, dengan cara demikianlah manusia berdosa diperdamaikan dengan Allah. Kita yang seharusnya menanggung penderitaan karena dosa, di dalam kematian-Nya kita beroleh pengampunan. Seperti tulis  Rasul Paulus, “Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya” (Efesus 1:7).

Terpujilah Tuhan! “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16). Kiranya Jumat Agung yang kita kenang sebagai hari di mana Yesus berkorban hingga mati demi kita, mengingatkan kembali akan eksistensi kita sebagai murid-Nya. Bahwa mengikut Yesus berarti memikul salib dan mengikuti jalan-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun