Ada suatu masa di mana kenaifan menutup mata saya terhadap realita sebenarnya tentang negara-negara bernama Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, Australia dan Selandia Baru. Di mata saya mereka adalah negara demokrasi, negara tempat kebebasan, tempat hak asasi manusia dijunjung tinggi, sebuah utopia. Apalagi negara utopia tersebut adalah sahabat Indonesia sehingga makin lengkaplah perasaan positif kepada mereka.
Keraguan pada itikad baik Amerika mulai muncul Indonesia mengalami krisis moneter tahun 1997 sampai 1998 akibat serangan George Soros yang mengakibatkan inflasi hingga 70%. Adalah sesuatu yang alamiah bahwa Indonesia yang membutuhkan bantuan akhirnya meminta bantuan kepada Amerika dan IMF. Setelah menerima bantuan IMF yang termasuk menjalankan resep pemulihan perekonomian yang direkomendasikan IMF, ternyata ekonomi Indonesia malah bertambah buruk.
Belakangan ketahuan bahwa IMF dan Amerika dengan keji sengaja memberikan resep beracun untuk meracuni perekonomian Indonesia. Tujuannya? Memaksa penggantian rezim dan sistem pemerintahan di Indonesia agar menjadi rezim yang menggunakan sistem demokrasi yang ideal menurut IMF dan Amerika. Sungguh keji dan tidak berprikemanusiaan!
Tapi saya tetap tidak paham alasan Amerika menjahati Indonesia, bukankah Indonesia adalah negara sahabat Amerika sejak tumbangnya orde lama? Akan tetapi pelahan dan pasti saya mulai mengetahui motivasi Amerika dan berbagai operasi rahasia Amerika di berbagai negara, dan termasuk Indonesia!
Penulis pertama yang membuka tabir kejahatan Amerika kepada negara-negara lain adalah buku berjudul Confession of an Economic Hitman, sebuah biografi dari mantan intelijen yang bekerja di NSA yang menceritakan bagaimana dia merancang dan terlibat berbagai operasi rahasia di negara lain untuk menumbangkan pemerintahan setempat dan menggantikannya dengan pemerintahan yang pro Amerika. Terungkap juga bahwa pendanaan bagi operasi rahasia tersebut berasal dari IMF, Bank Dunia dan USAid!
Tentu saja sempat ada bantahan dari pihak NSA bahwa mereka tidak melakukan operasi rahasia dalam bentuk apapun, namun dokumen yang dilepas Edward Snowden, mantan pekerja di NSA membuktikan kebenaran dari buku Confession of an Economic Hitman.
Dalam menjalankan operasi rahasia menggeser sistem pemerintahan suatu negara dengan sistem yang menurut Amerika ideal biasanya Amerika membina dan menggunakan orang-orang lokal yang kemudian didanai oleh USAid. Adapun di Indonesia orang-orang lokal yang dibina dan digunakan antara lain adalah Adnan Buyung Nasution, Todung Mulya Lubis, Goenawan Mohamad, Jusuf Wanandi, Harry Tjan Silalahi dan lain sebagainya.
Sebenarnya operasi rahasia dengan membiayai dan membina oposisi di sebuah negar target semacam ini digunakan Amerika sejak zaman Reagan untuk menggulingkan komunisme dengan cara yang cepat dan mengurangi pertumpahan darah ketimbang melibatkan diri dalam peperangan seperti perang Vietnam. Hasilnya sangat bagus, sebab dengan modal minimal, Amerika sukses menggulingkan musuh besar mereka, Uni Soviet.
Masalahnya, Uni Soviet adalah musuh besar mereka sehingga penggunaan taktik perang seperti itu adalah wajar saja, akan tetapi Indonesia adalah negara sahabat Amerika, mengapa mereka menggunakan operasi rahasia yang dirancang untuk menghadapi musuh di Indonesia? Akhirnya saya sadar, bagi Amerika tidak ada negara musuh atau negara sahabat, yang ada adalah negara untuk diambil sumber daya alamnya demi kepentingan Amerika dan hal tersebut terus dilakukan hari ini, bahwa gerakan politik suatu negara dikendalikan oleh Amerika melalui sistem demokrasi.
Mengapa Amerika dapat menguasai suatu negara melalui demokrasi? Karena dengan demokrasi maka Amerika dapat dengan bebas menanam berbagai antek-antek yang bekerja demi kepentingan mereka dengan menggunakan dalih "organisasi sipil untuk mengontrol pemerintah". Amerika dapat organisasi sipil lokal tersebut setiap sebuah negara berjalan menuju roda yang berbeda dari garis strategi Amerika.
Indonesia era reformasi misalnya, karena Megawati menolak untuk memberikan dukungan kepada Amerika atas invasi Irak dan Afganistan, Amerika segera menggunakan anteknya di Indonesia untuk mendiskriditkan Megawati dan membangkitkan pengganti Megawati, dalam hal ini SBY yang mengaku bahwa Amerika adalah negara kedua yang sangat dia cintai.
Pasca SBY sudah hampir dapat dipastikan bahwa Indonesia akan memilih Prabowo sebagai presiden berikutnya, pilihan yang sangat tidak disukai Amerika. Apa reaksi Amerika? Membangkitkan lawan Prabowo yaitu Jokowi si boneka melalui antek-antek mereka di Indonesia, yaitu CSIS dan Tempo.
Tidakkah kita pantas membenci Amerika dan nilai-nilai Amerika itu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H