Mohon tunggu...
Robert T. Haryono
Robert T. Haryono Mohon Tunggu... -

Pengamat yang tersirat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kisah Buram Iraq : Dari Sepeninggal Muhammad sampai dengan ISIS (Bagian I)

15 November 2015   03:52 Diperbarui: 15 November 2015   08:21 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Iraq, bagai seorang wanita cantik dengan banyak trauma buruk yang telah menimpanya. Akan sangat patut jika kita semua tahu bagaimana awal dari konflik iraq kok bisa sampai seperti saat ini, terpecah belah oleh konflik sektarian dan ancaman ISIS. Iraq, bagai mantan miss Universe yang dulu pernah "cantik", yang patut untuk selalu dimengerti dan dipahami sebelum kau putuskan untuk kau "nikahi" atau kau "ceraikan".

Disini akan dituturkan dengan bahasa yang ringan, logis biar mudah dimengerti, bagaimana sih sejarah Iraq dari sejak meninggalnya nabi Muhammad sampai dengan munculnya ISIS yang 'ngetrend' sejak 2014.

Wanita cantik bernama Iraq itu punyai berbagai pengalaman dan cerita sehingga menjadikannya seperti saat ini :

This is the Story .....

Cerita I : Konflik Bebuyutan

Sepeninggal nabi Muhammad, dunia muslim terpecah. Problemnya adalah Muhammad tidak menunjuk seorang suksesor penerus pemimpin Islam sebelum dia meninggal. Dan karena ia tidak memiliki anak laki-laki, maka tidak jelas pula siapa penerusnya.

Begini kisah selanjutnya :

Ada 2 kelompok di dunia Muslim saat itu, sebut saja Kelompok A dan Kelompok B.

Kelompok A berpendapat bahwa calon pemimpin Islam, atau kalifat, penerus Muhammad akan dipilih oleh pemuka-pemuka elit Muslim saat itu. Jika seorang kalifat meninggal, maka para elit Muslim akan memilih pemimpin selanjutnya. Grup A memutuskan bahwa pemimpin besar kalifat pertama sebagai penerus Muhammad adalah ayah dari salah satu istri nabi, bernama Abu Bakar.

Kelompok B tidak sepakat. Mereka berpendapat bahwa hanya Tuhan yang dapat menentukan siapa selanjutnya yang akan memimpin kerajaan Islam, dimana hal itu dapat diteruskan melalui garis keturunan nabi. Mereka menunjuk keponakan nabi yang juga suami dari puteri nabi-Fatimah, bernama Ali bin Abi Talib (Ali).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun