Merantau, mungkin bagi orang awam yang belum pernah merantau akan menggangap biasa saja dengan kata ini,tapi lain hal jika bagi orang yang sudah pernah merantau keluar pulau.bagi saya pribadi merantau keluar pulau bukan hanya pindah domisili dari titik A ke titik B. Tidak sesederhana seperti bayangan orang kebanyakan.
Merantau bagi saya pribadi adalah beradaptasi dengan lingkungan dan adat istiadat baru,bertahan hidup dengan segala problem baru,bekerja dengan gaya dan sitem yang kadang bisa 180 derajat berbeda dari tempat asal kita serta siap siap puasa kuliner dari makanan yang selama ini kita sukai.
Selama saya merantau dan bekerja di pulau kalimantan banyak jajanan atau makanan yang kurang sesuai dengan lidah saya bukan karena tidak enak tapi perbedaan rasa lidah saja karena kalo kita mau jujur enak dan tidak enak suatu makanan tergantung dari tempahan asal kita dilahirkan,kita harus akui tiap manusia mempunyai perbedaan dalam hal selera dan standart makanan yang disebut enak,mungkin bagi sebagian orang makanan xxxxxx enaknya luar biasa tapi bagi sebagian orang lagi makanan yang enak tersebut mungkin dianggap biasa saja atau malah mungkin tidak enak sama sekali.
Ketika saya masih dikampung halaman sebelum merantau, hampir tiap pagi keluarga kami beli nasi sayur atau nasi lemak ( nasi gurih ) di tempat kak upik. Kedai nasi kak upik hanya buka pagi hari.dari jam 06:00 – jam 09:00 pagi hari malah kadang bisa lebih cepat dari jam standart karena sangking ramainya orang yang beli sarapan disana.Bisa dibilang kedai nasi kak upik sudah sangat terkenal di kota kecil kami.
Dulu sebelum merantau saya tidak pernah punya pikiran tentang betapa rindunya beli sarapan di kedai nasi kak upik ini,ketika saya berada dikalimantan baru sadar apa yang sering dikatakan orang tua kita “ kita baru merasa berharganya sesuatu hal ketika kehilangan “.
jujur penulis ingin sampaikan sangking rindunya penulis dengan nasi sayur kak upik ini,pernah sampai terbawa mimpi beberapa kali.mau tahu seberapa besar penulis rindu dengan nasi sayur kak upuk ini ? kalo penulis disuruh memilih antara memakannasi sayur kak upik ini atau bebek peking yang terkenal sebagai makanan kelas atas danharganya ratusan ribu.jujur penulis akan memilih nasi sayur kak upik in mungkin menunya sangat sederhana tapi bagi penulis justru sebaliknya. Penulis baru sadar Ternyata kebahagiaan itu sederhana.
Penulis yakin hampir semua perantauan yang sekarang bekerja diiluar pulau dari tempat dia berasal pasti memiliki makanan kegemaran dikotanya masing masing dan mungkin saja sebagian besar dari perantauan ini rindu akan makanan kegemarannya sama seperti yang saya alami sebelumnya.
Saat ini saya sudah berada kembali dikampung halaman dan tadi pagi saya sudah sarapan nasi sayur kak upik ini.selama dikampung setiap hari penulis akan puaskan sarapan nasi sayurkak upik setiap hari.
catatan : ( disumatera utara istilah kak sama dengan mbak dipulau jawa atau acil dipulau kalimantan dan saya mohon maaf jika ada yang tersinggung dengan artikel ini,krn artikel ini tidak bertujuan menjelekkan makanan dipulau lain hanya perbedaan program lidah dari semenjak kita kecil saja )
Pangkalan susu, 13 february 2015
Robert
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H