Lambat laun waktu terus berlalu, berbagai keputusan pihak penegak hukum yang mengundang ketegangan sudah berlalu. Begitu juga dengan perhelatan Pilkada di daerah isu penistaan agama telah selesai. Apapun yang telah terjadi, merupakan sebuah batu pijakan bagi kita semua di negeri ini. Menatap masa depan yang lebih berkemanusiaan, masa depan yang dilalui dengan bergandengan tangan.
Begitu menyentuh apa yang diungkapkan oleh KH. Mustofa Bishri dihadapan Najwa Shihab, bahwa kita umat Islam harus malu, malu karena kita mayoritas tapi tidak bisa merangkul yang minoritas. Dari sana kita berangkat, siapa lagi generasi muslim yang secara komprehensif memahami syiar Islam yang bil ma'ruf wal mau'idhotil hasanah, yang ditanam oleh walisongo, dijaga dan dirwat oleh para kyai-kyai?. Ya, jawabanya tidak lain dan tidak bukan adalah santri.
Inilah tuagas santri, mengembalikan dan melesatarikan kembali nilai-nilai Humanisasi ditengah masyarakat yang bergam ini. Membumikan syiar yang rahmatan lil 'alamin, melukiskan citra Islam yang ramah, bukan lagi marah. Mengisi dan merawat kebhinekaan negeri ini, dengan nilai dan cara-cara yang lebih manusiawi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H