Mohon tunggu...
Robby Milana
Robby Milana Mohon Tunggu... -

Saya senang menulis, bercerita, merenung, berdiskusi, mendengarkan apapun, membaca apapun, bercengkrama dengan anak dan isteri, memanage produksi acara televisi, membuat video, minum kopi, merokok, dan terlibat dalam humor. Motto hidup saya: "Saya tidak suka memaksa orang lain untuk suka pada saya."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Perang dan Makna Kebenaran dalam Perspektif Politik

20 Desember 2016   11:42 Diperbarui: 20 Desember 2016   12:04 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Invasi Amerika Serikat ke Irak tahun 2003 | Dokumen pribadi

Kebenaran dalam zona politik memiliki maknanya sendiri. Itu fakta. Jika Anda terjun sampai dalam ke dunia politik, mungkin Anda akan menemukan sebuah kenyataan bahwa istilah-istilah seperti kesejahteraan, keadilan, pemberantasan kemiskinan, dll, tidak pernah ada dalam dunia nyata. Istilah-istilah itu ada hanya demi meningkatkan elektabilitas aktor politik; istilah-istilah tersebut mirip dengan lips service untuk merayu voters dan pendukung. Tentu saja bagi kaum moralis, itu salah. Tapi bagi sebagian besar politikus, itu benar dan sah-sah saja.

Kebenaran dalam zona politik pada akhirnya hanya merupakan sebuah istilah yang tidak sama artinya dengan kebenaran yang sering dikatakan oleh para guru mengaji kita dulu sewaktu kecil, yakni kebenaran yang hakiki, kebenaran yang genuine. Dalam dunia politik, kebenaranan hanya sebuah nomenklatur lucu demi memberi keuntungan pihak tertentu.

Terlalu banyak sinisme dalam tulisan ini. Mungkin ini sekedar ungkapan kekecewaan. Atau mungkin karena cara pandang saya masih amatiran. Tapi jujur, saya selalu ngeri setiap kali ada seorang politikus mulai bicara soal “kebenaran," karena di belakang ucapannya bisa saja ada korban, bahkan ada kematian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun