Mohon tunggu...
Inovasi Pilihan

Patah Hati Raditya Dika dalam Novel "Koala Kumal" - Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik

22 Februari 2018   07:03 Diperbarui: 22 Februari 2018   18:26 5272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: hello-pet.com

Patah Hati Raditya Dika dalam Novel "Koala Kumal" - Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik

Setelah 3 tahun tidak menulis novel, Raditya Dika kembali merilis novel yang unik dan mengundang rasa penasaran banyak orang. Novel itu berjudul Koala Kumal, judul yang sangat menarik dan juga  memancing perhatian para pembaca. Novel ini bercerita tentang pengalaman patah hati dari seorang Raditya Dika yang didalam nya banyak mengandung unsur komedi yang membuat siapa saja akan tertawa ketika membacanya.

 Secara keseluruhan, novel koala kumal berisi tentang patah hati dari seorang Raditya Dika itu sendiri dan bagaimana cara mengobatinya. Hal ini sangat terlihat dari beberapa bab yang menceritakan tentang pengalaman patah hati yang dikemas secara rapi dengan hal-hal lucu dari setiap kejadian-kejadian yang dialami oleh nya. Bab demi bab bicara tentang patah hati. 

Bab "AdaJangwe di Kepalaku" bicara tentang patah hati terhadap persahabatan, bab "Lebih Seram dari Jurit Malam" bicara tentang tanpa sadar membuat orang patah hati, sampai pada bab "Perempuan Tanpa Nama" bicara tentang patah hati pada orang yang bahkan belum kita kenal. Jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa tema dari novel koala kumal adalah Patah Hati. Kita bisa mengetahui nya dari kutipan novel koala kumal berikut ini.

 "Putus cinta membuat kita jadi malas ngapa-ngapain, terutama olahraga ke gym. Gue udah gak makan sehat lagi. Berat badan gue naik lima kilogram. Kata orang, ketika sedang patah hati, kita akan makan banyak biar ngerasa gak sedih-sedih amat. Gue jadi sering makan es krim sambil nangis, ingusan, meratapi apa yang salah. Gara-gara putus cinta, sekarang gue jadi cowok cengeng yang buncit." (halaman 66)

Dari kutipan diatas, kita bisa melihat bahwa Dika mengungkapkan rasa patah hati nya yang membuatnya tidak ingin melakukan rutinitas yang biasanya dia lakukan. Dia pun mengungkapkan bahwa patah hati membuat dirinya berubah secara drastis. Kita juga bisa merasakan betapa sakitnya patah hati yang dialami oleh Dika sehingga dia terlihat seperti orang yang kehilangan motivasi nya dalam melakukan sesuatu.  

 Novel ini memiliki banyak tokoh di dalamnya. Dengan banyak tokoh yang dimiliki, hal tersebut membuat novel ini menjadi tidak membosankan dan terkesan lebih memancing imajinasi para pembaca dengan keragaman tokoh-tokoh tersebut. Walaupun memiliki banyak tokoh, novel ini hanya menjerumus atau hanya mengisahkan tentang satu orang yaitu Dika sebagai tokoh utama. Hal itu bisa kita lihat pada kutipan berikut ini.

" Sama seperti mereka, gue juga seperti itu. Gue sebut perempuan yang pergi berlalu tanpa sempat bertukar nama ini sebagai 'Perempuan Tanpa Nama' karena sampai sekarang gue gak tahu nama mereka. Beberapa dari mereka sangat membekas di ingatan gue." (halaman 117)

 Dari kutipan novel diatas, terlihat sangat jelas bahwa Dika sangat berperan dalam novel ini. Dia menyampaikan pengalaman dan pendapatnya yang menjadi inti dari setiap bab nya dalam novel ini. Kita juga bisa menyimpulkan bahwa karakter dari Dika adalah seseorang yang pesimis, kurang percaya diri, dan mudah merelakan sesuatu. Selain itu, Dika juga seseorang yang romantis dan penyayang karena dia sangat mudah untuk menyayangi atau menyukai seseorang hanya dalam waktu beberapa menit.

Selain Dika, Novel ini juga menceritakan beberapa tokoh pokok lain nya. Tokoh-tokoh tersebut adalah Mama dan Papa Dika. Mama dan Papa Dika berperan sebagai orang yang humoris layaknya Dika. Mama dan Papa Dika juga membangkitkan unsur komedi dalam novel ini. Kita bisa melihatnya dalam kutipan berikut ini.

"Setelah layangan siap, Bokap lari dari luar rumah. Sewaktu gue baru mau menyusulnya, Nyokap tiba-tiba keluar darikamarnya. Dia nanya,'Dika, kamu mau main layangan?'
    'Iya. Kenapa emangnya, Ma?' tanya gue.
    'Udah pake subblock belom?' tanya Nyokap.
     Gue menggelengkan kepala. 'Ma, mana ada anak cowok main layangan pake sunblock? Cemen banget!'
     'Duh, Dika, nanti kulit kamu gosong, kamu jadi item, loh.'
      Belom sempat gue ngomong apa-apa lagi, Nyokap sudah sibuk melumuri badan gue dengan sunblock. Tangan, leher, dan kaki gue terlihat mengilat dan lenget. Gue kayak orang yang habis diludahi beramai-ramai.
      Gue keluar rumah, lalu langsung mengadu kepada Bokap. Gue bilang, 'Pa, masa main layangan doang kata Mama harus pake sunblock?'
       'Ya, ampun!' Bokap menepuk jidatnya. 'Papa belom pake!' Bokap lari masuk kerumah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun