Dalam bentuk bagaimana fungsi otak manusia, kami semua tentu cukup tidak asing lagi dengan respons "pertarungan atau penerbangan". Ini adalah reaksi fisiologis yang terjadi pada persepsi peristiwa yang berbahaya, serangan, atau ancaman terhadap kelangsungan hidup. Ini pertama kali dijelaskan oleh Walter Canon.
Bersama @Yousaid campaign, mari kita pahami apa itu body dysmorphia dan apa saja dampak yang bisa melibatkan kepada individual.
Setiap manusia pasti telah menemukan insiden yang menyakitkan seperti Bullying. Bahkan, tanpa mengetahui bahwa kita menghadapinya setiap hari, melalui sumber media sosial yang paling common. Bullying adalah penyalahgunaan kekuasaan yang berkelanjutan dan disengaja dalam hubungan melalui perilaku verbal, fisik dan / atau sosial yang berulang yang berniat menyebabkan kerusakan fisik, sosial dan / atau psikologis. Itu dapat melibatkan individu atau kelompok yang menyalahgunakan kekuatan mereka, atau kekuatan yang dirasakan, lebih dari satu atau lebih orang yang merasa tidak dapat menghentikannya terjadi.
Cyberbullying tidak hanya umum dan seperti yang kita ketahui anonimitas memberi pem bully kekuatan untuk tidak menahan diri. Di dunia nyata, dengan tidak sengaja pun kita menghadapi cyber bullying. Kita dapat mengambil model Instagram sebagai contoh ketika mereka memposting gambar diri mereka sendiri atau bisa jadi dari ketika kelompok teman kami memposting foto diri mereka, kita sangat mudah untuk menilai/ menghujat mereka apakah itu tentang gaya pakaian, rambut, atau Bahkan orang-orang yang mengelilinginya.
Terlepas dari itu, itu masih tidak memberi pem bully hak untuk menilai siapapun tanpa memahami apa yang telah mereka lalui atau menderita. Body Dysmorphia bukan lelucon, itu adalah penyakit mental yang melibatkan fokus obsesif pada kekurangan yang dirasakan dalam penampilan. Kekurangan itu mungkin kecil atau dibayangkan. Tetapi orang tersebut dapat menghabiskan berjam-jam sehari mencoba memperbaikinya. Orang itu juga dapat mencoba banyak prosedur kosmetik atau berolahraga berlebihan.
Seorang wanita bernama Lindsey Hall berasal dari Amerika  Serikat telah menderita body dysmorphia sepanjang hidupnya sampai di mana dia bahkan takut duduk di jalan-jalan karena dia merasa gemuk. Orang dengan kelainan ini mungkin sering memeriksa penampilan mereka di cermin, terus-menerus membandingkan penampilan mereka dengan yang lain dan menghindari situasi atau foto sosial.
Pada titik terendahnya, Lindsey Hall akan meyakinkan dirinya sendiri bahwa pahanya terlalu besar untuk memungkinkan dua orang berjalan menyusuri trotoar, sementara waktu lain dia akan melekat telinganya dengan tape karena dia merasa telinga nya terlalu besar.Â
Maka dari situlah kita sebagai individual harus saling mendukung satu sama lain dan menghindari hal hal seperti cyber bullying terhadap orang lain sebelum mengetahui hal belakang yang mereka halami dan pertarungkan di hidup nya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H