Mohon tunggu...
Robby Fibrianto Sirait
Robby Fibrianto Sirait Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan & Penggiat Gelanggang Sejarawan Muda Indonesia. Instagram: @robbybecksss FB: https://www.facebook.com/robbybecksss

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kritik

30 Juni 2016   20:29 Diperbarui: 30 Juni 2016   20:36 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu aku selalu memberikan kritik atas dasar kebencian. Aku tak pernah memahami apa sebenarnya tujuan dari kritik tersebut. Kini aku sadari bahwa kritik tujuannya untuk mengontrol dan membangun objek kritikan tersebut menjadi lebih baik. Seperti kata Pram “Didiklah pemerintah dengan kritikan”, terlihat jelas bahwa kritikan sangat urgen dalam proses perkembangan objek kritikan. Ada satu hal yang juga penting, memberi kritik wajib menggunakan akal bukan menggunakan perasaan. Sebab kritik harus melekat objektivitas didalamnya. Kritik yang menggunakan perasaan akan berbentuk subjektif dan tidak akan maksimal dan efektif. Jadi gunakan lah akal supaya pemberi kritik tak dibutakan oleh perasaan.

Satu hal lagi. Objek kritikan juga wajib memahami apa tujuan dari kritik. Banyak orang yang anti kritik dikarenakan memasukkan segala ucap kata kedalam perasaannya. Hal ini tentu tidak benar. Dia harus memahami bahwa kritik tujuannya untuk mengontrol dan membangun dirinya menjadi lebih baik. Orang-orang yang anti kritik harus segera berubah dan sadar, kalau tidak, dia harus melepas jubahnya dan segera turun dari tugasnya. Kalau bisa lemparkan dan jatuhkan atau turunkan. Baik itu pemerintah, dosen, guru, mahasiswa, dan lain-lain

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun