Mohon tunggu...
Robby Nur Awaluddin
Robby Nur Awaluddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Cibalong, Garut

Senang menulis online dan belajar hal yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Tips Meningkatkan Semangat Belajar Anak Saat Pandemi

15 Desember 2020   07:00 Diperbarui: 15 Desember 2020   12:00 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Halo Ayah/Bunda... Kali ini saya mau berbagi tips untuk meningkatkan semangat belajar anak saat pandemi (covid-19). Tips ini saya tujukan kepada orang tua siswa atau siapa pun yang kesulitan memotivasi sang anak agar mau dan semangat dalam belajar di rumah selama wabah virus corona masih berlangsung.

Ayah/Bunda... Kita tahu bahwa pandemi ini di Indonesia sudah berlangsung cukup lama, terhitung sejak minggu ke 3 bulan Januari 2020.

Kita juga tau bahwa salah satu tantangan besar dalam dunia pendidikan di masa pandemi ini adalah menjaga semangat anak dalam belajar.

Nah, di artikel ini saya akan berbagi tips bagaimana cara supaya semangat anak meningkat meski belajar dari rumah.

Disclaimer:

Tips yang akan saya sampaikan ini sudah diujicobakan kepada anak saya sendiri yang masih belajar di PAUD. Alhamdulillah berhasil.

Meski demikian, ada hal yang perlu digarisbawahi oleh Ayah/Bunda, yaitu setiap anak punya karakter masing-masing. Apa yang saya ujicobakan kepada anak saya belum tentu cocok diterapkan pada anak Ayah/Bunda sendiri.

Namun, secara umum tips ini bisa diterapkan pada anak di usia 4 sampai 16 tahun. Kira-kira mulai dari anak PAUD sampai SMP jika dilihat dari sudut pandang psikologi anak.

Apa saja tipsnya?

Berikut ini pembahasannya.

Jadilah Sosok yang Menyenangkan

Setiap anak pasti akan senang berkomunikasi dengan sosok orang yang menyenangkan. Termasuk Ayah/Bunda, kan?

Menjadi sosok yang menyenangkan bagi anak adalah faktor utama dari karakter penting yang harus dimiliki seorang Ayah atau Ibu. Dengan demikian, anak tidak akan merasa kaku atau segan berkomunikasi dengan Anda.

Ini penting sekali dalam membangun komunikasi yang baik dalam lingkungan keluarga yang harmonis. Jika Ayah/Bunda demikian, maka ini pertanda baik apabila ingin menjadi sang Motivator untuk anak Anda.

Ajak Anak Berbicara tentang Cita-Citanya di Masa Depan

Mengajak anak berbicara mengenai cita-citanya di kemudian hari (masa depan) merupakan strategi awal untuk menarik perhatian anak agar mereka mau memperhatikan Ayah/Bunda ketika berbicara.

Tanyakan apa cita-cita mereka ketika sudah lulus SMA. Kemudian dengarkan mereka bicara dengan tatapan kasih sayang.

Jika tips ini berhasil, Anda bisa melihat semangat sang anak dalam menceritakan cita-citanya kepada Anda.

Terdengar biasa kan? Tapi percayalah bahwa ini bisa menjadi awal yang baik.

Buatlah Hubungan Antara Pentingnya Belajar dengan Cita-Cita yang Ingin Diraih

Jika tips sebelumnya berhasil, tugas Ayah/Bunda selanjutnya adalah membawa anak pada pentingnya belajar untuk meraih cita-cita.

Sebagian mungkin akan sedikit kesulitan untuk melakukan hal ini. Tapi, cobalah belajar untuk memberikan pengertian pada anak bahwa belajar itu penting sebagai dasar bagi mereka untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.

Misalnya:

Anak Anda mempunyai cita-cita menjadi guru. Jelaskan bahwa untuk menjadi seorang guru mereka harus mengetahui banyak hal agar muridnya jadi cerdas. Dan seorang guru harus banyak belajar agar ia bisa mengetahui banyak hal untuk diajarkan.

Jika tips ini terlalu formal, kemaslah strategi penyampaiannya supaya lebih masuk/ diterima sesuai karakter anak.

Berikan Penghargaan Ketika Anak Mau Belajar

Penghargaan di sini sifatnya luas. Bisa berupa hadiah, pujian, atau hal yang disenangi oleh anak Anda.

Memberikan penghargaan kepada anak ketika ia mau belajar penting dilakukan guna memotivasi anak supaya semangat belajarnya lebih besar/tinggi.

Jadilah Pribadi Pembimbing yang Tulus

Setiap ketulusan datang dari hati. Ada yang bilang kalau sesuatu yang disampaikan/dilakukan dengan hati maka akan sampai ke hati juga.

Ini memang tidak bisa dipungkiri kebenarannya.

Ketika sang anak dibimbing belajar dari rumah oleh Bunda/Ayah dengan hati yang tulus, maka anak akan merasa nyaman. Satu hal yang menggambarkan kurangnya ketulusan saat membimbing anak dalam belajar adalah marah-marah.

Jadi, jika ingin anak semangat dalam belajar, mencoba tulus ketika membimbing anak adalah jalan terbaik. Tetaplah sabar meski terkadang banyak hal yang membuat hati kita jengkel.

Hindari marah-marah karena itu bisa membuat komunikasi Anda dengan sang anak jadi kurang baik. Sehingga pada akhirnya mereka tidak mau belajar.

Temani Anak ketika Belajar

Menemani sang anak ketika belajar bisa dilakukan apabila mereka memang menginginkannya karena tidak semua anak ingin ditemani ketika belajar. Jadi, pilihan yang bijak adalah dengan menawarkan kepada mereka terlebih dahulu.

Jika Ayah/Bunda berpikiran untuk selalu menemani sang anak ketika belajar, itu kurang tepat. Sebagian anak justru tidak ingin ditemani karena mereka mungkin menganggap Ayah/Bunda tidak percaya kepadanya.

Lakukan hal tersebut jika anak Anda sudah mencapai remaja. Tapi, kalau anaknya masih PAUD atau SD, menemani mereka ketika belajar di rumah adalah yang terbaik.

Beri Peluang kepada Anak untuk Mengungkapkan Kesulitannya dalam Belajar

Memberikan peluang ketika anak menemukan kesulitan dalam belajar adalah perilaku bijaksana. Tidak semua materi dapat dengan mudah dipelajari. Jadi, biarkan mereka menyampaikan keluhannya jika menemukan materi pelajaran yang sulit ketika belajar.

Berikan Solusi untuk Mengatasi Kesulitan Anak

Setelah anak selesai menyampaikan kesulitannya dalam mempelajari materi tertentu, tugas Ayah/Bunda selanjutnya adalah membantu memberikan solusi untuk mengatasi masalah sang anak.

Misalnya:

Anak menemukan soal yang sulit dikerjakan olehnya. Maka Anda perlu memberikan solusi untuk pengerjaan soal tersebut.

Ayah/Bunda tidak perlu mengerjakan soal itu. Alangkah baiknya jika membuat soal yang mirip dengan itu tapi dikemas dengan gaya pertanyaan yang berbeda.

Ajarkan kepada mereka bagaimana cara mengerjakannya sampai mengerti.

Untuk hal semacam ini, tetaplah bersabar.

Beri Pujian Ketika Anak Selesai Belajar atau Mengerjakan Tugas Sekolahnya

Setiap anak senang jika dipuji. Bunda pun sama senang dipuji Ayah, kan?

Jadi, intinya dari tips ini adalah menghargai setiap pekerjaan baik yang dilakukan sang anak.

Ketika anak menyelesaikan pembelajaran atau tugas sekolahnya dengan baik, berikan ia pujian. Setiap orang mungkin senang jika dipuji.

Jadi, tidak ada salahnya dan tidak rugi memuji anak Anda sendiri, kan?

Lagi pula ini merupakan cara yang gratis namun memberikan efek yang sangat besar dalam memotivasi/ meningkatkan semangat anak supaya mau belajar.

Berikan Kesempatan kepada Anak untuk Menceritakan Pengalaman Belajarnya dengan Anda

Setelah pembelajaran selesai, mintalah anak untuk bercerita/ mengungkapkan pengalaman belajar mereka dengan Anda. Dengarkan apa pendapat mereka. Jangan marah ketika mereka bilang kurang asik belajar dengan Anda.

Sebagai evaluasinya lakukan tips-tips yang sudah disampaikan dengan baik di hari berikutnya.

Jika masih belum berhasil, berarti tips yang disampaikan ini mungkin kurang cocok diterapkan untuk karakter anak Ayah/Bunda.

Kesimpulan

Tips Meningkatkan Semangat Belajar Anak Saat Pandemi yang saya sampaikan merupakan upaya yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk meningkatkan semangat anak dalam belajar. Jika semua upaya yang dilakukan belum membuahkan hasil, itu pertanda bahwa kita pun adalah pribadi yang masih belajar memahami karakteristik anak. Tetaplah belajar karena itu bisa membawa kita pada pemahaman akan pentingnya proses belajar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun