Mohon tunggu...
Robby Atussaadah
Robby Atussaadah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Apapun dilakukan dengan ke ikhlasan dan tawakal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bermain dengan Teman Sebaya Dapat Mempengaruhi Berinteraksi Sosial

28 November 2022   21:51 Diperbarui: 28 November 2022   22:24 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bermain dengan teman sebaya dapat mempengaruhi berinteraksi sosial 

Bagi anak bermain suatu peluang dalam mengeksplor hal baru yang dia belum ketahui diberbagai keaadaan. Pada akhirnya bermain memiliki suatu manfaat bagi anak yaitu anak jadi menemukan sesuatu hal yang membuat mereka berkembang. Yang p dapat membantu anak untuk mengenalkan sebuah objek, kondisi, tekstur seperti kasar, halus, dan lain sebagainya.

Ketika anak melakukan sebuah aktivitas bermain system otot itu akan terlatih seperti hal nya pada otot jari dan juga akan membuat anak mudah dalam penyelesaian masalah. Akan tetapi belajar sambil bermain juga memiliki suatu tujuan untuk mengekspresikan setiap perasaan juga.

Menurut Piaget bermain ini tidak hanya menggambarkan tahapan perkembangan anak saja, akan tetapi dapat juga membantu untuk mengembangkan suatu kognisi pada anak. Jadi iaget juga mengatakan bahwasan nya didalam perkembangan bermain dan perkembangan kecerdasan ini memiliki hubungan. Piaget memiliki tahapan dalam bermain yaitu:

-sensory motor play( 3-4 bulan hingga 2tahun)

Dimana anak memasuki pada fase ini dalam bermain si anak akan melakukan atau menikmatinya dengan sensor otot  yang salah satu nya pada sensor otot indera. Ada sebuah contoh, pada faseini biasa nya anak kecil tiba-tiba suka mengambil barang dan akan dimasuk kan ke dalam mulut nah itu lah cara mereka untuk menikmati atau merasakan benda letika dia melakukan aktivitas tersebbut. Piaget mengatakan bahwasan nya ketika anak pada usia 0hingga 2 tahun melakukan aktivitas seperti contoh diatas itu anak berusaha dalam mengenali bentuk, tekstur dan yang nantinya anak akan mengenali hal baru dari cara tersebut.

-symbolic/ make believe play  (2-7 tahun)

Anak sudah memasuki fase praoprasional konkrit, apa itu? Jadi anak akan memahami informasi yang baru dari benda-benda yang konkret. Perkembangan imajinasi anak pada fase ini sangat pesat yang dimana anak disebut dalam tahap bermain pura-pura atau symbolic/make believe play. Pada fase in ikan anak lebih suka bermain dengan teman sebaya nya nah dengan itu akan menambah untuk perkembangan sosial nya. Kohlberg mengatakan bahwa anak ketika sudah memasuki fase ini, yang mestinya anak akan mematuhi peraturan yag telat dibuat.

-games with rules and sport (11 tahun hingga remaja)

Anak sudah memasuki tahapan perkembangan dalam kognitif formal oprasional. Yang berarti anak sudah mampu dalam berfikir abstrak dan sudah seperti orang dewasa, Vygotsky juga mengatakan dalam bermain memiliki sebuah peran yang secara langsung bagi anak untuk perkembangan kognitif nya. Menurut nya bahwa anak tidak saja menguasai pengetahuan sebab ada faktor dari kematangan, namun pada aslinya disebabkan juga dari hubungan interaksi yang aktif dengan lingkungan keluarga maupun masyarakat. Yang dimana bagi anak dunia bermain juga sebagai tempat untuk mengembangkan pengetahuan melalui ada nya interaksi.

Jadi teman sebaya memiliki peran dalam kehidupan sosial. Yang pada umumnya anak bisa untuk menyesuaikan dirinya dengan teman sebaya nnya dengan baik, dengan hal tersebut anak akan mudah untuk menambah atau berbaur kepada teman barunya, akan tetapi beda dengan anak yang sulit untuk menyesuaikan diri nya dengan lingkungan nya dengan baik.

Oleh karena itu kita perlu untuk memberikan ruang kepada anak untuk bermain dengan teman sebaya nya, sebab apa? Ya sebab itu tadi agar anak dapat memudahkan dirinya untuk berbaur atau menyesuaikan dirinya dengan lingkungan barunya dan juga melatih dalam bersosialisasi dalam berinteraksi sejak usia dini ini.

Ada pengaruh negative jika kita sebagai orangtua tidk membeebaskan anak untuk bermain dengan teman sebaya nya,  yang akan terjadi yaitu:

-anak akan menjadi individu yang tertutup

-anak akan menjadi pendiam

-anak akan menjadi anak tidak bisa bergaul

Jadi bagi orang tua dan guru perlunya memberikan perhatian lebih dalam perkembangan anak ketika dia disekolah maupun dilingkup keluarga salah satu nya perkembangan didalam teman sebaya. Meskipun kita memberikan ruang untuk anak dalam bermain dengan teman sebaya nya akan tetapi harus dalam pengawasan kita dimanapun dia berada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun