Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Cak Nun dan Coldplay

30 Mei 2023   13:44 Diperbarui: 30 Mei 2023   13:59 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi kalau sama santri atau muridmu jangan dikasih pemahaman soal Tuhan nggak gila hormat tadi. Ojok disik. Kalau sama anak kecil, shalat harus dianjurkan pakai hem berkrah atau baju koko, jangan pakai kaos. Mereka masih masa perjuangan. Kebenaran yang ditempatkan di tempat yang salah bisa jadi sesat.

Kebenaran itu bertingkat-tingkat dan relatif, nggak ada yang betul-betul benar (kecuali ilmu eksak).

Bagiku soal kostum dalam beribadah itu semacam dress code. Orang yang nonton konser musik rock dengan orang yang mau nonton bola di stadion pasti beda kostumnya.

Begitu juga dengan orang yang mau ke pengajian. Kalau ke pengajian, aku sungkan sama tuan rumah kalau pakai kaos . Itu acaranya umat manusia yang masih ada gila hormatnya. Kecuali pengajian Maiyah.

Bagus kalau kamu pakai kopyah, sarung, baju koko atau gamis. Kamu bangga dengan identitas keislamanmu atau budaya lokal dimana kamu tinggal, dan kamu juga pinter ngaji. Wis minimal kamu sedekah pada penjual kostum ibadah tadi.

Kalau aku pakai baju koko apalagi gamis, yo gak pantes. Pemahaman agamaku masih payah, moco Al Qur'an gratal-gratul gak karu-karuan. Dadi yo kostumku biasa ae. Nggak bakalan aku pakai gamis. Gamis itu tinggi levelnya, aku bajingan. Wedi aku lek dikiro pinter ngaji. Nggak masalah kalau dikira kafir.

Itu soal kostum. Ada lagi sindiran "Jogging 500 M kuat, ke masjid 100 M nggak kuat". Kalimat itu seolah-olah benar, tapi sebenarnya salah. Ke masjid bukan soal stamina (kuat atau nggak kuat), tapi soal keimanan. Walau jarak masjid ke rumahmu cuman 5 M pun kalau nggak ada iman ya nggak akan ke masjid.

Aku bisa menuliskan banyak hal yang sebenarnya nggak tepat  yang banyak dijadikan pijakan kebenaran oleh para taqlid buta. Tapi gak usah wis.

Jarak pandang yang luas itu penting. Diharapkan kita bisa memahami sesuatu hal sampai ke akarnya. Itu yang selalu ditekankan Cak Nun pada jamaahnya (kalau itu disebut jamaah, Cak Nun sendiri tidak menyebut yang datang di pengajiannya adalah jamaahnya. Lha wong sinau bareng).

Orang yang nggak punya keluasan hati dan pikiran itu sumbunya pendek. Hidupnya juga ruwet.

Orang beli tiket Coldplay seharga 11 juta dikomentari macem-macem. Yang katanya boros, yang katanya lebih baik disedekahkan, yang katanya...bla bla bla. Wopoo ae.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun