Biasane nek Cak Nun ultah (27 mei) tak nggambar wajahe, tapi embuh tahun iki aku kok males. Soale wis sering tak gambar. Gambarnya sudah menyebar kemana-mana. Ada yang jadi desain kaos, backdrop pengajian, thumbnail video di YouTube, sampai jadi penghias bokong truk.
Cak Nun lah yang membuat aku berani nulis opini. Gak ngurus diwoco opo ora sing penting wani nulis disik. Tulisan-tulisanku banyak terinspirasi oleh pemikiran beliau. Dan biasanya tulisannya kickass.
Satu kalimat dari Cak Nun bisa aku olor-olor jadi artikel panjang yang bikin orang membelalakan mata atau malah ngantuk luar biasa.
Bukannya aku mengkultuskan Cak Nun. Aku cuman takjub dengan pemikirannya yang revolusioner yang belum pernah kudengar di bangku sekolahan. Aku tetaplah aku, bukan Cak Nun. Aku hanya mengambil sari-sari pemikirannya dan kuterapkan di hidupku dengan cara dan gayaku sendiri.
Manusia itu harus berdaulat, otentik dengan dirinya. Jangan mudah percaya begitu saja omongan orang. Kamu boleh membenarkan omongan ustadz atau ulama, tapi segala kebenaran yang kamu yakini benar itu akan jadi tanggung jawabmu sendiri di depan Tuhan. Ustadz dan kyai tidak bisa menolongmu di akhirat.
Gunakan akal pikiran dan hatimu. Ojok mantuk-mantuk ae.
Misal ketika ada ustadz bilang, kalau shalat atau menghadap Tuhan harus pakai baju yang bagus atau hem yang berkrah, jangan pakai kaos. Dan dia menganalogikan menemui Tuhan itu dengan menemui seorang bupati atau petinggi negeri yang lain. Itu bisa benar, tapi juga bisa nggak benar.
Tuhan itu maha bersyukur, kamu mau datang ke masjid shalat jamaah saja sudah membuatNya senang. Jadi, jangan direpoti harus pakai hem. Kalau adanya kaos, ya pakai kaos saja. Tuhan itu menghendaki kemudahan, manusia malah ngrepoti.
Gusti Allah ojok dipadakno karo bupati. Kalau kamu datang ke kantor bupati pakai kaos, jelas si bupati tersinggung. Tuhan nggak seperti itu, Dia nggak gila hormat. BagiNya nggak ada dikotomi kaos dan hem. Pemahaman pakai kaos nggak sopan itu paradigma priyayi.
Yang diandalkan Tuhan itu cintamu padaNya. Makane karo Gusti Allah iku sing akrab. Sing penting ojok ngelamak. Jangan shalat pakai kaos kutang, iku kurang ajar. Kaos kutang itu kaos dalam, saru! nek jarene wong tuwek. Walau syarat dan rukunnya sudah terpenuhi.